Review Asus Zenfone 2 ZE551ML

Sudah 10 harian ini saya pegang Asus Zenfone 2 dan saatnya menuliskan kesan terhadap gawai baru saya ini. Saya akan bagi review ini dalam beberapa kategori dan bila ada hal-hal yang mungkin belum tercakup di tulisan ini, akan saya sambung di tulisan yang lain. Ya kira-kira sama seperti yang Zenfone 5 dulu itu lah, ada beberapa tulisan di blog ini. Atau barangkali ada request untuk mereview hal-hal tertentu (kalau saya sanggup ya, hehehe).

OK, tanpa panjang lebar, inilah dia.

Penampakan

Dari sisi penampakan, Zenfone 2 tidaklah berbeda jauh dengan Zenfone 5. Kalau tidak diletakkan berdampingan, hampir tak nampak bedanya. Selisih 0.5 inchi pada ukuran layarnya ternyata tak terlalu menonjolkan perbedaan. Etapi kalo dari depan sih.

Zenfone 2

Kalau dilihat dari belakang, nampak nyata perbedaan antara Zenfone 2 ini dengan generasi terdahulu. Yang paling mencolok tentu saja adalah dual-tone LED di atas lensa kamera serta sebentuk liontin di bawah lensa kamera.

Zenfone 2 Back Cover

Bagi yang belum pernah pegang langsung, “liontin” tadi pasti dikira hanyalah aksesori pemanis saja. Saya juga gitu sih. Ternyata “liontin” itu adalah tombol volume. Sedangkan tombol powernya terletak di bagian atas. Posisi peletakan tombol ini memang membuat Zenfone 2 nampak cantik, khususnya karena body-nya jadi nampak simetris (Hercule Poirot pasti suka ini). Hanya saja pengoperasiannya jadi agak canggung, khususnya saat menekan tombol volume. Yach, mungkin cuma belum terbiasa saja.

Cover belakang memiliki motif atau corak, bukan sekedar warna polos. Ini menjadikan Zenfone 2 memiliki penampakan yang berkelas. Satu lagi, cover belakang ini lebih melengkung dibandingkan sebelumnya. Efeknya, Zenfone 2 lebih nyaman digenggam. Hanya saja, dengan ukuran layar 5.5 inchi, relatif tak nyaman dioperasikan dengan satu tangan. Kecuali mungkin bagi yang bertangan raksasa.

Zenfone 2

 

Multimedia

Zenfone 2 meneruskan keunggulan yang dimiliki oleh generasi sebelumnya. Memutar video dan audio merupakan hal yang enteng serta kualitas yang dihasilkan bagus kalau tidak boleh dibilang hebat. Saya menggunakan Zenfone 2 dengan kode ZE551ML, artinya resolusi layarnya adalah 1080 x 1920 pixels. Dan memutar video di resolusi segitu jelas nyaman.

Layar Corning Gorilla Glass 3-nya memberikan tampilan yang cukup terang di bawah terik matahari dan di kegelapan juga tidak terlalu menyakitkan mata.

Audionya juga tak kalah hebat. Volumenya cukup kencang. Ada equalizernya juga. Sayang versi yang saya punya tidak dilengkapi dengan headset. Biarlah, toh saya gak gitu suka pake juga.

Buat menelpon juga suara yang dihasilkan jernih, baik penelpon maupun penerima. Cuma yang ini faktor operator yang digunakan cukup besar pengaruhnya.

 

Kamera

Nah, inilah salah satu keunggulan Zenfone, mulai dari generasi terdahulu. Feature PixelMaster Camera semakin disempurnakan hingga gambar yang dihasilkan lebih memukau. Saya memberi tekanan khusus pada mode HDR dan LowLight.

Oh ya, kamera Zenfone 2 ini memiliki resolusi yang lebih besar daripada Zenfone 5, yaitu 13 MegaPixel untuk kamera utama dan 5 MegaPixel untuk kamera depan.

Berikut ini saya akan membandingkan hasil pemotretan yang saya ambil dengan Zenfone 2 dan Lumia 730. Soalnya hape yang saya punya ya 2 itu, hehe.

Zenfone 2 HDR Mode
Zenfone 2 HDR Mode
Lumia 730 HDR Mode
Lumia 730 HDR Mode

Pada mode HDR, saya mencoba memotret langit. Hasil foto yang diambil dengan Zenfone 2 menunjukkan bahwa daun dan awan sama-sama terang dan terlihat detailnya, sedangkan foto yang diambil dengan Lumia 730 warna daunnya lebih gelap dan relatif kurang detail.

Zenfone 2 Low Light Mode
Zenfone 2 Low Light Mode
Lumia 730 Low Light Mode
Lumia 730 Low Light Mode

Sedangkan untuk mode Low Light, saya memotret boneka dalam sebuah ruang yang masih mendapatkan cahaya namun remang-remang. Terlihat bahwa foto yang diambil dengan Zenfone 2 lebih terang daripada foto yang diambil dengan Lumia 730.

Meski begitu, Lumia 730 juga tidak bisa dibilang kalah telak karena mode HDR maupun Low Lightnya aktif secara otomatis, sedangkan pada Zenfone 2 kudu diaktifkan secara manual. Masih sama seperti Zenfone sebelumnya, ada karakter burung hantu yang akan memberi tahu pengguna untuk mengaktifkan mode tertentu saat memotret. Misalnya pada kondisi kurang cahaya dan kamera berada pada mode auto, si burung hantu akan muncul dan memberi tahu pengguna untuk mengaktifkan mode Low Light.

 

Multi Tasking

Dengan bermodalkan prosesor Intel Atom 64-bit Z3580 2.3 GHz dan RAM 4GB, multi tasking merupakan hal yang sepele bagi Zenfone 2. Selama saya gunakan, belum pernah sekalipun mengalami ada aplikasi yang minta ditutup paksa (force close). Menjalankan banyak aplikasi sekaligus juga enteng-enteng saja. Saya hampir tak pernah lagi menjalankan aplikasi Clean Master yang dulu hampir tiap 2-3 hari sekali saya aktifkan di Zenfone 5. Ya maklumlah, Zenfone 5 saya dulu khan yang versi RAM 1 GB.

Seperti yang kita tahu, Android tidak selalu menutup aplikasi bila kita menekan tombol back. Aplikasi tersebut kemungkinan besar hanya di-minimized dan daftar aplikasi yang di-minimized tersebut dapat ditampilkan dengan menekan tombol multi task (tombol sebelah kanan bawah). Nah, karena Zenfone 2 sudah diperlengkapi dengan Android Lollipop, maka daftar aplikasi tersebut ditampilkan dalam bentuk multi windows dengan tanda silang di bagian kanan atas.

Asus Zenfone 2 Multi Tasking

Ya barangkali masalah kebiasaan atau selera, namun saya justru suka dengan model seperti ini, soalnya malah mirip dengan sistem operasi Windows di PC soalnya. Bagi pengguna browser tertentu (Chrome misalnya) yang suka membuka banyak tab saat browsing, tab-tab yang dibuka juga ditampilkan di sini. Menurut saya sih penanganannya jadi lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan Chrome di KitKat.

Hasil benchmark AnTuTu Asus Zenfone 2 juga gak main-main. Zenfone 2 mendapatkan skor sangat tinggi, yaitu 46451.

AnTuTu Benchmark Zenfone 2

 

Baterai

Salah satu kekhawatiran saya saat menggunakan Zenfone 2 adalah soal baterai. Maklum, dengan performa sedemikian dahsyat, apakah baterainya mampu bertahan lama?

Ternyata kekhawatiran saya tidak beralasan. Baterai 3000 mAh yang memotori Zenfone 2 mampu bertahan nyaris 24 jam, dengan penggunaan didominasi oleh browsing dan aplikasi sosial media. Menurut beberapa sumber, manajemen daya di Lollipop memang lebih baik daripada KitKat.

Kalaupun toh sudah lowbatt, tak perlu kelamaan menunggu isi ulangnya karena dengan teknologi BoostMaster, Zenfone 2 akan terisi sebanyak 60% dalam waktu 39 menit saja. Itu tadi teori yang diajukan oleh Asus ya, kalau pengalaman pribadi, dari 20 hingga 100%, total waktu yang dibutuhkan untuk ngecharge sekitar 1.5 jam. Tetap saja cukup cepat, bukan.

OK, segitu dulu review saya kali ini. Ciao.

Follow me on social media:

Similar Posts

1,077 Comments

    1. oom, mau tanya LED indikator asus zenfone 2 kalau ada SMS bisa nyala ngaak ya om? terimakasih 🙂

    2. Ada cara lain gak gan? Udah ane coba bersihin port headsetnya masih gabisa trus ane install ulang masih sama tetap ngerestart pas ane colokin headset mohon bantuannya gan

      1. Waduh, Anda tadinya tanya apa ya kok tiba2 muncul di atas gini?
        Kemungkinan di colokannya ada korslet, sebaiknya dibawa ke service center saja

    3. REPLY
      Misi gan numpang tanya…
      sy punya hp asus ZE551ML baru pake sebulan sampai skrg kondisi bakik tdk pernah jatuh atau terkena air…..
      yg sy tanyakan kenapa tiba2 volume semua app jadi kecil bgt termasuk pakai henfrre tdk ad suara sama sekali.
      sdh sy masteriset berkali2 tpi tetep aja suara kecil bgt….tolong bantuan y gan kali ad solusi tq

    4. Mau nanya dong ka:( asus saya kan pertama gamau nge charge. Ga nambah nambah. Terus saya matiin. Setelah saya matiin dia gamau nyala. Pas saya cas. Cuma geter geter gitu. Tapi tetep gamau nyalah. Itu gimana ya?

      1. Om yahya mo tanya asus zenfone 2 saya kok tiap d charge pke charger langsung g nambah2 tp malah berkurang daya’a,truss ad info’a kluar kl adaptor daya tidak d dukung,,tp gilira nge charge pke power bank bisa,,it kenapa ya om??