Review ZenFone 8, Masihkah Menarik?

Smartphone sekarang ukurannya cenderung makin membesar. Ukuran layar 6 inci sepertinya sudah menjadi standar sekarang ini. Meskipun karena rasionya, smartphone 6 inci tidaklah lebar, tapi relatif tinggi “kurus”.

Saya tahu ada beberapa orang teman saya yang merindukan masa-masa ketika layar smartphone berukuran 4 hingga 5 inci, karena menurut mereka ukuran tersebut justru relatif ideal, khususnya yang 5 inci. Tidak terlalu besar, tapi juga tidak kekecilan.

Sayangnya, agak sulit mencari smartphone terkini berukuran relatif kecil, hingga ASUS datang dengan ZenFone 8.

ZenFone 8 datang dengan layar berukuran 5,9 inci. Meskipun masih nyaris 6 inci, tapi nampak nyata bahwa smartphone buatan ASUS ini relatif kecil jika dibandingkan dengan “teman-temannya”.

Saya sempat mencoba ZenFone 8 ini, meskipun tak terlalu lama. Saya akan coba menghadirkan review ZenFone 8 ini selengkap mungkin yang saya bisa.

Body ZenFone 8

Desain body ZenFone 8 relatif minimalis, cenderung kalem. ASUS kembali menghadirkan desain bagian punggung yang agak melengkung, seolah kilas balik ke ZenFone generasi pertama dulu, walaupun hanya tepiannya saja yang melengkung.

review Zenfone 8
Review ZenFone 8

Di bagian punggung ada logo ASUS dan teks Mobile Phone Design by ASUS, All Right Reserved.

Di sudut kiri atas punggungnya ada 2 buah kamera dan sebuah lampu LED.

Review ZenFone 8

Sebagai pemanis, tombol power-nya memiliki warna biru, warna yang berbeda dengan warna body-nya.

ZenFone 8 masih menganut adanya port 3,5 mm untuk audio dan letaknya di bagian atas. Sementara port USB type C seperti biasa terletak di bagian bawah.

review Zenfone 8

Body-nya yang mungil ini bikin enak banget digenggam dan dioperasikan dengan 1 tangan. Dikantongi di saku baju/kemeja juga lumayan nyaman.

Nah yang unik, Zenfone 8 mengembalikan lagi fitur yang sudah mulai ditinggalkan oleh brand lain, yaitu lampu LED notifikasi. Tambah unik lagi, letak lampu LED notifikasi itu ada di bagian bawah, di dekat port USB.

Performa ZenFone 8

Saat diluncurkan, ZenFone 8 dibekali dengan prosesor yang tercanggih pada masanya, Snapdragon 888.

Tidak percuma ZenFone 8 menggunakan prosesor tersebut karena performanya benar-benar dahsyat. Buka aplikasi mainstream yang dipakai kebanyakan orang seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, dan lain-lain, sangat enteng. Dipakai buat main game juga OK.

Hanya memang pada saat-saat tertentu, terutama kalau dipakai untuk membuka aplikasi “berat” dalam jangka waktu agak lama, ZenFone 8 ini terasa agak hangat. Tapi jangan khawatir lah, gak sampai menyengat kok.

ZenFone 8 ini memiliki pengaturan performa, jadi kamu bisa mengaturnya sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan tersebut dilakukan dengan masuk ke Settings > Battery > System modes. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya sarankan pilih mode Dynamic, karena mode tersebut dioptimasi untuk kebutuhan sehari-hari.

Buat kamu yang penasaran, seberapa sih skor benchmark Antutu terhadap ZenFone 8, nih saya kasih bocoran: 455818. Keren kan?

Kalau performance mode diaktifkan, skor Antutunya bisa mencapai 655200! Tapi hapenya jadi panas …

Dengan performa sekencang itu, ZenFone 8 masih bisa digunakan seharian meskipun baterainya hanya 4000 mAh. Sepertinya layarnya yang kecil memberi pengaruh lumayan signifikan, tidak terlalu menyedot daya baterai.

Ketika kapasitas baterainya sudah tipis, ZenFone 8 membutuhkan waktu sekitar 60-90 menit untuk diisi ulang.

Display dan Audio ZenFone 8

ZenFone 8 menggunakan layar super AMOLED yang sudah dioptimasi oleh tim ASUS sedemikian rupa sehingga tampilannya sungguh memukau. Beneran itu yang saya alami ketika pertama kali menyalakan ZenFone 8 ini … melongo karena terpukau sama tampilannya.

Cuma masalahnya, beda dengan hape seukuran zaman dulu, ZenFone 8 ini memiliki resolusi layar yang tinggi, yaitu 2400 x 1080. Dengan resolusi setinggi itu tapi ukuran layarnya relatif kecil, maka teks yang muncul pada layar juga jadi agak kecil, jadi buat orang-orang tertentu mungkin kurang nyaman.

Gak usah khawatir, solusi pasti ada kok, misalnya dengan mengubah ukuran tampilan menjadi sedikit lebih besar.

Karena menggunakan super AMOLED, ZenFone 8 ini memiliki fitur Always on Display.

Soal audionya, wah bakal puas banget pakai ZenFone 8 ini. Audionya itu kenceng banget gaes, tapi jernih suaranya, jadi gak asal kenceng. Stereo pula. Jadi kalau kalau pegang ZenFone 8 ini dengan posisi landscape, stereonya bakal terdengar jelas.

Kamera ZenFone 8

ZenFone selalu dikenal dengan hasil jepretannya yang aduhai. Bagaimana dengan ZenFon 8 kali ini? Menurut saya sih bagus hasilnya. Sayangnya, saya tidak sempat banyak bepergian untuk mengambil foto, maklum masih pandemi.

Jadi foto yang saya ambil dengan ZenFone 8 relatif sedikit. Namun setidaknya dari contoh foto bokeh yang saya tunjukkan berikut ini, kamu bisa melihat sendiri bagaimana kualitas kamera ZenFone 8.

Kesimpulan

Menjawab pertanyaan yang menjadi judul artikel ini: ZenFone 8 sebenarnya amat sangat menarik.

Relatif kecil, nyaman digenggam, nyaman dioperasikan dengan satu tangan. Tampilannya memukau, audionya mencengangkan. Enak banget dipakai hape cabe rawit ini.

Sesekali memang terasa agak panas, tapi itu kalau lagi dipakai “kerja lembur”, dalam arti menjalankan aplikasi yang butuh performa kencang secara terus menerus. Kalau normal-normal aja ya gak panas kok.

Hasil fotonya juga tergolong bagus, apalagi bokehnya.

Namun kenapa kok pakai kata “sebenarnya”? Ya karena peminatnya gak banyak. Saya juga heran, hape bagus gini lho padahal.

Follow me on social media:

Similar Posts

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *