Review ASUS Zenfone Zoom S
Review ASUS Zenfone Zoom S – Ini pasti tulisan yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Harap maklum karena kesibukan saya yang cukup padat, tulisan ini baru tayang sekarang. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan? *ahlesyan
Apa yang menurutmu menarik dari Zenfone Zoom S ini? Kameranya? Ya, kamu sama sekali tidak salah. Kata “zoom” yang menjadi nama ponsel ini memang kental kaitannya dengan kamera. Jadi gimana dengan kameranya? Ya memang OK, cuma sabar dulu ya, pelan-pelan, don’t to milk kalau kata anak zaman now. Pembahasan tentang kamera saya letakkan di bagian belakang, sekarang kita mulai dari penampakannya dulu.
Body Zenfone Zoom S
Sejak Zenfone generasi ketiga diluncurkan, ASUS mulai meninggalkan desain khas Zenfone sebelumnya, yang memiliki body belakang melengkung serta memiliki “dagu”. Sebenarnya sayang juga ASUS meninggalkan desain seperti itu karena itu sudah menjadi ciri khasnya yang membuat orang bakal langsung tahu kalau itu Zenfone. Tapi gimana lagi, desain Zenfone harus disegarkan untuk bisa berkompetisi dengan ponsel lain.
Alhasil, desain Zenfone sekarang memang nampak lebih segar dan modern. Lebih-lebih Zenfone Zoom S ini. Body-nya ramping dan manis, sangat elegan. Apalagi terbuat dari logam, bukan plastik. Dalam body yang setipis dan seringan itu, tertanam baterai berkapasitas 5000 mAh. Gak menyangka, bukan? Build quality body Zenfone Zoom S juga sangat baik.
Hanya saja, seperti semua ponsel berbody logam yang lain, Zenfone Zoom S ini agak licin. Jadi sebaiknya dipasangi soft case, selain supaya tidak licin saat dipegang, juga relatif lebih aman bila terbentur atau jatuh. Yach, harus beli dong? Otidakperlu, karena di dalam dus kemasan Zenfone Zoom S telah tersedia soft case-nya.
Tombol power dan volume seluruhnya terletak di sisi kanan, mudah dijangkau baik saat dioperasikan menggunakan tangan kiri maupun tangan kanan.
Ukuran layar Zenfone Zoom S ini 5,5 inci dan terus terang saya sangat menyukainya. Buat saya ponsel yang nyaman digunakan itu ponsel berukuran 5,2 hingga 5,5 inci karena cukup besar untuk dioperasikan (dibaca teks di dalamnya maupun untuk mengetik) serta tidak canggung digunakan untuk menelepon.
Satu hal yang masih belum ada pada sebuah ponsel bernama Zenfone (yang beredar di Indonesia), yaitu backlight pada ketiga tombol Android. Saya sih OK OK saja, cuma beberapa orang barangkali akan mempermasalahkannya.
Sensor sidik jari masih terletak di belakang, sama seperti Zenfone generasi sebelumnya. ASUS dengan tepat merancang posisi sensor sidik jari ini karena sangat mudah dijangkau oleh jari, khususnya jari telunjuk. Sensor inipun cukup peka karena hanya memerlukan waktu 0.03 detik untuk mengenali sidik jari yang ditempelkan padanya.
Zenfone Zoom S ini merupakan Zenfone pertama yang lensa kameranya tidak diposisikan secara center, melainkan di sisi kiri atas body bagian belakang, serta untuk pertama kalinya pula dilengkapi dengan dua kamera belakang.
Layar Zenfone Zoom S dilengkapi dengan Gorilla Glass 5 dan keindahan penampilan yang disajikan oleh layar berteknologi AMOLED. Tingkat kecerahannya cukup untuk dilihat di bawah terik matahari namun di sisi lain tidak begitu menyilaukan saat dilihat di kegelapan. Apalagi Zenfone Zoom S juga memiliki fitur Bluelight Filter yang menyaring warna biru saat kita perlu melihat layar dalam keadaan gelap. Meski begitu, tentu tidak saya sarankan untuk berlama-lama mengoperasikannya dalam keadaan gelap.
Audio
Kamu butuh sebuah pemutar musik yang handal? Surprisingly, Zenfone Zoom S memiliki kemampuan “memuntahkan” suara musik yang keren. Selama menggunakan Zenfone Zoom S, saya lebih banyak memanfaatkan kameranya dan baru untuk keperluan review ini saya memutar musik dengannya. Ternyata audionya benar-benar memuaskan berkat teknologi DTS yang diusungnya. Bahkan ketika kamu memutar musik tanpa headphone-pun, suaranya sudah ajib. Apalagi jika menggunakan headphone yang berkualitas bagus.
Dari sisi peranti lunak, ASUS menggunakan SonicMaster dalam mengelola audio ini. Selain mampu menghasilkan suara yang bagus, SonicMaster memungkinkan pengguna untuk mengatur mode audio yang akan diperdengarkan, termasuk juga menyediakan equalizer yang bisa diatur secara manual.
Performa
Zenfone Zoom S diperkuat dengan prosesor Snapdragon 625, sebuah prosesor yang bisa dikatakan masuk ke dalam kategori kelas menengah. Karena itu, meskipun RAM-nya sangat mencukupi, yaitu 4 GB, namun performanya bisa dikatakan bukanlah menjadi hal yang paling menonjol pada ponsel ini.
Begitupun, tetap saja kemampuannya di atas rata-rata. Mengerjakan tugas apapun Zenfone Zoom S tidak pernah “mengeluh”. Mungkin hanyalah game yang benar-benar menguras sumber dayalah yang bakal membuat Zenfone Zoom S agak keteteran.
Saat saya tes dengan Antutu, yang menjadi rujukan banyak orang dalam menyatakan performa ponsel, skor yang dihasilkan adalah 63796. Not bad.
Sekadar info, tepat ketika saya mulai menulis review ini, saya menghapus 1700-an gambar di folder WhatsApp. Proses seleksi sekaligus 1700-an gambar tersebut (select all) hingga penghapusan gambar tidak menimbulkan masalah sama sekali bagi Zenfone Zoom S ini.
User Interface
Pada awalnya, user interface yang digunakan pada Zenfone Zoom S adalah ZenUI 3.0 namun kini setelah beberapa saat saya pakai, ZenUI-nya telah mendapatkan update hingga ZenUI 4.0.
Perubahan yang cukup mencolok terlihat pada beberapa jenis font yang digunakan, tampilan notifikasi, dan bagian settings. Sementara ikon aplikasi yang digunakan nyaris tak nampak bedanya, padahal saya sungguh sangat berharap icon pack Zenfone Zoom S ikut diganti karena jujur saja buat saya kurang menggairahkan.
Ya tapi ini soal selera sih, bisa aja pengguna lain malah suka. Lagipula dengan sedikit googling, kamu bisa mencari icon pack lain yang lebih cocok dengan seleramu.
Baterai
ASUS benar-benar merancang Zenfone Zoom S sebagai sebuah ponsel kamera karena memperlengkapinya dengan baterai 5000 mAh. Dijamin mampu diajak berburu foto seharian. Bahkan Zenfone Zoom S juga memiliki fitur reverse charging yang biasanya ada di Zenfone Max, jadi bisa digunakan untuk mengisi daya ponsel lain.
Sayangnya, baterai besar ini tidak diimbangi dengan kemampuan fast charging yang mumpuni. Jadi proses isi ulang Zenfone Zoom S ini agak lama, dari posisi 10% hingga penuh, dibutuhkan waktu sekitar 3 jam.
Satu lagi yang kembali mau saya tekankan, meskipun baterainya 5000 mAh, Zenfone Zoom S ini ringan dan ramping. Setahu saya, hingga saat ini Zenfone Zoom S adalah juaranya ponsel berbaterai 5000 mAh dalam hal bobot dan ketebalan karena belum ada ponsel lain yang lebih ringan dan ramping.
Kamera
Nah, bagian inilah pasti yang ditunggu-tunggu sejak tadi. Sebentar ya, saya kasih pendahuluan dulu sedikit, khan ya enaknya pake pemanasan dong, hehe.
Jadi semenjak Zenfone generasi ke-3, ASUS demen memberikan fitur berlimpah pada sektor kamera. Saya belajar banyak memotret ya semenjak menggunakan Zenfone 3. Khusus untuk Zenfone Zoom S ini, ASUS menyematkan fitur kamera yang tergolong paling lengkap dibandingkan seri Zenfone yang lain.
Selain mode potret yang tersedia juga di seri Zenfone lain seperti HDR Pro, Beautification, Super Resolution, dan lain-lain, Zenfone Zoom S memiliki sebuah killer application, yaitu mode Portrait. Mode ini merupakan penyempurnaan dari Depth of Field yang mampu menghasilkan gambar bokeh. Apalagi sekarang kamera belakangnya ada dua, semakin bagus saja hasil bokehnya.
Pada mode portrait ini, ASUS menyediakan fitur yang memampukan pengguna untuk mengatur nilai apperture secara software.
Mode manualnya juga cukup lengkap. Mau motret long exposure? Bisa, sampai 32 detik. ISO-nya merentang dari 50 hingga 12800.
Sedangkan kamera depannya dilengkapi dengan fitur beautification a la Zenfone Live, untuk memastikan wajah kamu nampak elok ketika dipotret.
Untuk videonya, Zenfone Zoom S mampu mengambil gambar hingga resolusi 4K.
Oh ya, tahukah kamu kalau Zenfone Zoom S memiliki watermark yang bisa ditampilkan pada setiap hasil fotonya? Gak suka? Ya gampang, tinggal di-off-kan saja opsi watermarknya.
Nah, tak perlu berpanjang kata lagi, inilah contoh-contoh foto yang diambil dengan Zenfone Zoom S.
Kesimpulan
Sebelum nanti Zenfone 4 (dan Zenfone 4 Pro) masuk ke Indonesia, Zenfone Zoom S ini merupakan ponsel terbaik ASUS. Bahkan saya yakin Zenfone Zoom S ini juga lebih baik daripada kompetitornya di rentang harga yang sama.
Untuk Zenfone generasi keempat, melihat spesifikasinya, saya pikir cuma Zenfone 4 Pro yang mampu mengalahkan Zenfone Zoom S sehingga untuk ke depannya Zenfone Zoom S ini masih sangat mumpuni dan jauh dari kata ketinggalan zaman, meskipun hanya berselisih setengah tahun dari kemunculan Zenfone 4.
Jadi, siapa yang cocok menggunakan Zenfone Zoom S ini? Yang cocok adalah mereka yang hobi memotret dan sehari-hari tak suka membawa barang berat. Saat sedang melakukan aktivitas harian, mereka tak perlu membawa kamera DSLR/mirrorless yang berat namun tetap bisa menyalurkan hobi memotret.
Kalau tidak hobi memotret bagaimana? Oh ya tetap boleh-boleh saja sih menggunakan Zenfone Zoom S, karena toh performanya juga memadai untuk menjalankan berbagai macam aplikasi lain.
Jika berminat membeli Zenfone Zoom S, siapkan dana sebesar Rp 5.999.000,-
Rating
Baterai | |
Desain | |
Antarmuka | |
Performa | |
Kamera | |
Skor Total | 4.6 |
mau tukeran sama zenfone 4 max pro gak om? 😀
1 Zenfone Zoom S ditukar 5 Zenfone 4 Max Pro? Boleh
baterai 5000mAh nya ajib, tahan lama banget, satu satunya hape yang saya berani bawa keluar tanpa charger dengan kondisi baterai 35%, tahan seharian sampe malem.
Iya, baterainya memang tooppp.
Makasih udah mampir di sini ya MiQ
Tambah canggih ni ASUS,
Urusan kamera, zoom dan laser tetep oke laser kan om?
Enggak dong, yang paling OK kameranya saat ini untuk keluarga ASUS ya Zenfone Zoom S ini, berimbang dengan Zenfone 3 ZE520KL atau ZE552KL.
Sampe hari ini masih jadi hp idaman ini, om 🙁
Hasil fotonya asli bikin mupeng. Low light juga kayaknya bagus banget.