Sepucuk Surat Untuk Dukung Indonesia di Asian Games 2018
Yogyakarta, 23 November 2017
Sayang, apa kabarmu? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan.
Seharusnya aku mengawali surat ini dengan cerita yang menyenangkan, yang paling tidak bisa membuatmu tersenyum jika tak sampai tertawa. Tapi kuharap kau mau mendengarkan dulu keluh kesahku.
Kamu tahu khan kalau aku selalu mengawali hariku dengan membuka Facebook dan Twitter. Cuma makin hari aku makin muak. Setiap kali buka FB atau Twitter, selalu isinya caci maki dan saling serang.
Aku sudah berusaha mengurangi content seperti itu dengan unfollow dan unfriend para pembuat onar, cuma ya sama saja, share dan retweetnya toh nongol juga di wall dan timelineku.
Aku membayangkan, apa sih ya yang bisa menghentikan pertikaian ini.
Tahu gak sayang, apa yang langsung terpikir di benakku? Sepakbola.
Kamu yang tidak terlalu hobi nonton bola pasti gak akan pernah mengerti betapa fanatiknya pendukung sebuah klub. Fans dua buah tim yang merupakan musuh bebuyutan kerap kali melanjutkan “pertandingan” hingga di luar stadion, padahal para pemainnya justru sudah saling bersalaman dan malah bertukar kaos.
Tapi coba sayang, perhatikan apa yang terjadi saat tim nasional Indonesia bertanding. Tempatnya di stadion Gelora Bung Karno pula. Semua pertikaian terlupakan. Tak ada lagi pendukung tim ini atau tim anu, semua larut menjadi satu, dan meneriakkan yel yang sama: IN-DO-NE-SIA.
Mereka bergandengan tangan, menari, mengepalkan tinju, mengibarkan bendera, untuk satu tujuan: kemenangan tim nasional Indonesia.
Dulu di zaman keemasan bulutangkis, hal yang sama juga terjadi. Kalau pas piala Thomas atau Uber, dijamin jalanan sepi. Pada nonton siaran langsung semua. Kompak.
Sebuah persatuan yang indah, bukan?
Jadi kupikir, memang olahraga bisa menyatukan bangsa.
Aku tertegun, baru aku ingat kalau tahun depan itu ternyata Indonesia jadi tuan rumah Asian Games. Dan sejak tahun 1962, ketika pertama kali menjadi tuan rumah Asian Games, baru kali ini Indonesia bakal jadi tuan rumah lagi. Artinya ada jeda waktu 56 tahun.
Pas banget khan ternyata, seolah semua udah digariskan begitu.
Setuju gak Yang, kesempatan langka menjadi tuan rumah Asian Games tentunya harus dimanfaatkan betul untuk menata kembali semangat persatuan bangsa. Bhinneka Tunggal Ika kudu muncul kembali dalam semangat bertanding dan semangat mendukung.
Apapun suku anggota tim kita, kita satu tim, tim Indonesia. Mari bersatu, saling membahu, bertanding dalam jiwa sportivitas. Apapun agama pemain yang sedang bertanding, mari kita dukung sebagai saudara sebangsa, supaya dia bisa mempersembahkan yang terbaik.
Jika jalinan semangat persatuan itu telah menguat kembali, maka tunas kebanggaan terhadap bangsa yang kembali merona itu bisa menjadi dasar optimisme bahwa Indonesia akan menjadi lebih baik lagi.
Melalui Asian Games ini kita bisa tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia masih “ada”.
Nah Sayang, kebetulan banget nih, selain Jakarta, Palembang – kota kelahiranmu – bakal jadi lokasi penyelenggaraan Asian Games kali ini. Kamu beruntung banget bisa menonton langsung para atlet kita berlaga. Untungnya, dengan teknologi yang ada sekarang ini, akupun bisa nonton melalui televisi dan internet.
Hanya saja, kamu yang bisa datang langsung ke stadion atau tempat berlaga tentu punya tanggung jawab lebih. Kamu mau khan Sayang, berkomitmen untuk menjadi motor pendukung para atlet yang berlaga.
Ajak keluargamu, ajak temanmu, ajak tetanggamu untuk nonton. Tularkan semangatmu untuk membela mereka yang berlaga.
Kupikir, momen Asian Games ini tidak hanya sekadar berpotensi merekatkan kembali persahabatan, perdamaian, dan persatuan bangsa. Lebih daripada itu, pasti juga meningkatkan perekonomian warga, infrastruktur publik, makin aktifnya kegiatan komunitas, dan lain-lain.
Kamu pasti berpikir, jauh amat ngomongin ekonomi dan infrastruktur segala. Enggak loh sebenarnya, makin baik perekonomian dan infrastruktur, khan makin cepat pula kita bisa bersatu. Hahaha, ketahuan modusnya.
Dah dulu ya sayang. Kebetulan aku kudu menyelesaikan tulisanku nih. Ada beberapa hape baru yang siap direview. Bye … Love you.
Follow me on social media:
kok sayang-sayangan. Aku bacnya jadi nganu…
semoga bukan jadi ajang balas dendam karena kemarin benderanya dipasang terbalik ya ?. Maaf 2x kalau becandanya kelewatan
jadi kamu lebih milih review hape daripada nulis surat cinta ya..
bhay..
baper ih. tapi smoga atlet Indonesia bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia
Hi admin. I would like to buy a link on your site in any article you would choose. I can pay you $3 via paypal. It’s just 5 minutes of work for you. If you agree, please reply with link to post in which you can place my link. By the way – it’s just youtube video about bitcoin exchange. Thanks