Ketahuilah 5 Hal yang Mempengaruhi Harga Bitcoin Naik Turun
Ada beberapa hal yang mempengaruhi harga Bitcoin menjadi tidak stabil, begitu juga dengan aset crypto lainnya. Perubahan harga yang naik turun ini wajar sebab aset crypto memang bersifat volatil alias tidak stabil. Dan cukup sulit untuk memprediksi kapan harga aset crypto mengalami kenaikan maupun penurunan.
Meski begitu, perubahan harga aset crypto tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, tidak lantas terjadi tanpa alasan. Supaya Anda dapat memahami alasan perubahan harga Bitcoin atau aset crypto lainnya, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
5 Faktor yang Mempengaruhi Harga Bitcoin dan Aset Crypto Lainnya
Inilah beberapa hal yang bisa mempengaruhi harga Bitcoin dan aset kripto lainnya:
1. Dipengaruhi Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Pasar
Hal pertama yang berpengaruh besar dalam perubahan harga Bitcoin dan aset crypto lainnya adalah permintaan serta penawaran pasar. Ditandai dengan semakin tinggi permintaan, maka akan semakin naik juga harga aset crypto tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi penawaran, maka harga aset crypto akan mengalami penurunan yang signifikan.
Terlebih bila ketersediaan coin tersebut terbatas, seperti Bitcoin. Bila demand melebihi supply penjual, harganya akan meroket pesat. Namun jika yang menjual aset crypto lebih banyak dari yang membeli, maka harga akan turun.
2. Pemberitaan di Media Terkait Aset Crypto
Permintaan dan penawaran tersebut dipengaruhi oleh pemberitaan terkait aset crypto di media massa. Pemberitaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan harga aset crypto. Pemberitaan bagus seperti meningkatnya adopsi dan infrastruktur di belakang teknologi crypto dapat membuat harga Bitcoin dan aset crypto lainnya naik. Sementara pemberitaan negatif seperti adanya serangan hacker pada server crypto bisa membuat harga menurun.
3. Hype di Media Sosial dan Peran Public Figure
Media sosial yang menjadi platform terbesar dalam penyebaran informasi di dunia maya, juga turut mempengaruhi harga Bitcoin dan kawan-kawan. Terutama public figure yang dengan sengaja mempromosikan mata uang digital tersebut secara rutin di media sosial. Secara otomatis, para pengikutnya akan terdorong untuk membeli aset crypto tersebut, sehingga jumlah permintaan pun semakin meningkat.
4. Fear and Greed
Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi harga coin crypto. Faktor inilah yang menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh publik terhadap aset crypto mereka. Rasa serakah atau greed akan muncul saat harga Bitcoin yang awalnya tidak ada pergerakan berarti perlahan-lahan mulai naik. Mereka akan menjadi serakah untuk membeli Bitcoin lebih banyak lagi supaya harganya terus naik.
Di saat harga Bitcoin telah mencapai puncak, maka muncul keinginan untuk mengambil keuntungan. Lantas mereka pun berlomba-lomba menjual aset Bitcoin di harga tinggi karena takut (fear) akan rugi mengingat harga Bitcoin semakin turun akibat penawaran yang tinggi.
5. Harga Stablecoin Selalu Mengikuti Aset Backingannya
Harga aset crypto yang naik turun juga dapat dipengaruhi oleh volatilitas coin itu sendiri. Volatilitas coin dilihat dari kapitalisasi pasarnya yakni dengan mengalikan jumlah coin yang beredar dengan harga per coin. Harga aset crypto seperti Bitcoin dengan kapitalisasi pasar besar, cenderung tidak volatil alias stabil dibandingkan dengan harga aset crypto dengan kapitalisasi pasar kecil.
Tapi ada juga aset crypto yang harganya mengikuti aset backingannya yang disebut stablecoin. Contoh dari stablecoin adalah Tether (USDT) yang mengikuti asset backing dollar Amerika. Harga USDT akan selalu mengikuti harga dollar Amerika pada saat itu. Harga USDT IDR per tanggal 10 Maret 2022 sebesar Rp14.350,- per koin.
Demikian penjelasan mengenai hal-hal yang mempengaruhi harga Bitcoin. Dari informasi ini diharapkan Anda bisa mengetahui bahwa harga Bitcoin dan aset crypto lainnya memang terpengaruh oleh banyak faktor. Mulai dari permintaan dan penawaran, pemberitaan, dan lain sebagainya.
Follow me on social media:
Harga uang kripto Bitcoin berpotensi naik karena Rusia menggunakannya sebagai alat pembayaran perdagangan minyak