Big Bird Shuttle, Mempermudah Transportasi Dari dan Ke Bandara Soekarno-Hatta

Big Bird Shuttle, Mempermudah Transportasi Dari dan Ke Bandara Soekarno-Hatta – Moda tranportasi pesawat terbang merupakan moda yang kerap dipilih jika efisiensi waktu menjadi prioritas. Hanya saja, kelemahan penggunaan pesawat terbang adalah lokasi bandara yang biasanya jauh dari tujuan akhir.

Untunglah, sekarang ini banyak tersedia opsi transportasi umum dari bandara ke lokasi-lokasi strategis, contohnya adalah bus ulang-alik (shuttle) Big Bird. Supaya mudah mengakses bus ulang-alik tersebut, tak ada salahnya kamu booking tiket Big Bird terlebih dahulu. Ini untuk memastikan kamu bakal mendapatkan bus ulang-alik segera setelah pesawat mendarat.

sumber: www.bluebirdgroup.com

Moda Transportasi Favorit

Bus memang merupakan salah satu moda transportasi favorit saya. Hanya saja memang akhir-akhir ini saya relatif jarang menggunakan bus saat bepergian. Sebagian besar perjalanan – jika jaraknya relatif dekat dan terjangkau oleh jalan darat – saya tempuh dengan mengendarai mobil sendiri.

Opsi bepergian dengan bus biasanya saya ambil jika berlibur bersama keluarga besar atau teman-teman kantor. Selain memang karena membutuhkan kendaraan berkapasitas penumpang banyak, suasana juga lebih menyenangkan karena semua penumpang sudah saling kenal.

Ketertarikan saya pada bus dimulai ketika saya duduk di bangku SMP. Biasanya, saya berangkat ke sekolah menggunakan sepeda, tetapi kadang-kadang ada kondisi tertentu yang membuat saya tidak bisa naik sepeda, misalnya cuaca kurang bagus, sedang kurang sehat, atau ban sepedanya kempes.

Pada kondisi seperti itu, saya lalu mulai mempertimbangkan untuk naik transportasi umum karena orangtua juga tidak selalu bisa mengantar. Transportasi umum yang paling ideal buat saya saat itu adalah bus kota.

Pada titik inilah, ketertarikan saya pada bus dimulai, meskipun untuk berangkat dan pulang sekolah dengan menggunakan bus itu ada banyak suka duka yang saya lalui.

Misalnya saat harus menunggu bus di halte dan ternyata lama sekali. Begitu datang, eh ternyata sudah penuh sesak, bahkan sudah banyak penumpang yang berdiri dan bergelantungan di pintu bus. Bus berikutnya yang datangpun bisa jadi memiliki kondisi serupa. Kejadian seperti ini bisa terjadi setiap hari.

Terkadang, saya mengalah dengan berjalan kaki terlebih dahulu dan menunggu di halte lain untuk mendapatkan bus yang relatif lebih kosong. Namun jarak tempuh dari halte lain ini lebih jauh dan toh nantinya juga akan tiba di halte yang sebelumnya dan saat tiba di sana, biasanya kondisi sudah penuh sesak lagi. Meski begitu, opsi ini kadang saya tempuh supaya saya bisa mendapatkan tempat duduk di dalam bus.

Dompet ketinggalan kadang juga menjadi momok bagi saya saat naik bus. Bukan cuma sekali dua kali saya mengalami kejadian ini. Untungnya, saya biasanya menyimpan uang receh di saku celana dan ketika dikumpulkan, masih cukup untuk membayar ongkos bus.

Bus Antarkota

Berbekal pengalaman naik bus kota, meskipun dengan berbagai pengalaman unik yang saya ceritakan di atas, saya mulai memberanikan diri menggunakan bus umum saat harus bepergian keluar kota.

Ada dua pengalaman menggunakan bus antarkota yang tak terlupakan bagi saya. Yang pertama adalah saat saya mengerjakan skripsi dan membutuhkan data tertentu yang harus saya cari di LIPI, Jakarta.

Saat berangkat, saya menggunakan travel karena masih minim pengalaman ke Jakarta. Ketika pulang, saya memutuskan naik bus dan uniknya, penumpang bus tersebut hanya 8 orang saja dari kapasitas total 40 orang. Perjalanan yang menyenangkan karena serasa naik mobil pribadi.

Pengalaman yang kedua memiliki nuansa yang berkebalikan. Saat itu saya diterima bekerja di sebuah pabrik di Cileungsi dan proses wawancara berlangsung hingga Jumat sore, padahal hari Senin pagi saya sudah harus masuk kerja.

Sabtu pagi saya pulang ke Jogja menggunakan bus dan ternyata di tengah perjalanan, bus tersebut berhenti di sebuah terminal dan tidak melanjutkan perjalanan karena disewa oleh seseorang.

Penumpang dialihkan ke bus engkel hingga tiba di Purwokerto, dari situ baru pindah menggunakan bus besar lagi. Saya tiba di Jogja hari Minggu pagi, padahal Minggu sore sudah harus berangkat lagi ke Cileungsi.

Bus Ulang-alik

Nah, kembali ke pembahasan soal bus ulang-alik tadi. Big Bird memberikan opsi yang nyaman buat kamu setelah tiba di bandara, khususnya bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Bus ulang-alik Big Bird memiliki rute ke berbagai lokasi strategis di Jakarta, seperti hotel dan mall. Dari tempat-tempat tersebut, bus akan balik lagi ke bandara.

Bus yang digunakan merupakan bus yang nyaman, dengan kapasitas 24 penumpang.

Follow me on social media:

Similar Posts

One Comment

  1. Baru tahu ada bus blue bird yang antar ke hotel atau mall. Ini terobosan. Persaingan bus makin tajam. Tentu perlu inovasi untuk tetap eksis. Gak perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *