Review Pocophone F1, Adik Baru Xiaomi
Review Pocophone F1 – Beberapa saat yang lalu Xiaomi memberikan kejutan dengan memproduksi smartphone dengan sebuah brand baru yaitu Pocophone.
Pocophone ini akan menjadi sub-brand Xiaomi yang diduga bakal menjadi “versi murah” dari produk-produk smartphone Xiaomi, sementara Xiaomi sendiri bakal naik kelas.
Ya ini baru sebatas dugaan sih, benar atau tidaknya nanti kita lihat seiring dengan perjalanan waktu.
Hanya saja melihat harga yang ditawarkan oleh Pocophone F1, produk pertama Pocophone, dibandingkan dengan spesifikasinya, sepertinya dugaan di atas tadi ada benarnya.
Bayangkan, dengan menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 845, memiliki RAM 6 GB, dan ruang simpan 128 GB, harganya “hanya” Rp5.000.000 saja.
Para pesaing Pocophone yang memiliki spesifikasi serupa masih memiliki harga Rp6 juta ke atas.
Nah, kebetulan saya sempat mencoba Pocophone F1 dengan spesifikasi tersebut dan inilah dia kesan saya terhadap Pocophone F1.
Body
Oke, bagian ini pastilah menjadi kontroversi karena sebutan soal body plastik.
Banyak yang sepertinya tidak terima jika body-nya disebut plastik. Padahal Xiaomi sendiri menyatakan jika body Pocophone F1 ini terbuat dari material polycarbonate. Ya, polycarbonate itu memang plastik.
Sama seperti logam itu ada macam-macam, misalnya besi, baja, aluminium, emas, perak, dan lain-lain.
Namun jangan salah ya, jangan dibayangkan plastiknya seperti plastik ember itu.
Meskipun plastik, body Pocophone F1 ini sangat solid. Terasa tebal dan kokoh.
Beda jauh dengan body Oppo F7 yang terasa ringkih ketika dipegang. Mohon maaf banget ini, terpaksa saya membandingkan supaya bisa tahu seperti apa solidnya body Pocophone F1.
Desain body-nya relatif berbeda dengan Xiaomi. Tentu sebagai sebuah sub-brand yang nantinya bakal punya “jalan hidup” sendiri, ini merupakan hal yang wajar.
Pocophone F1 hadir dengan notch (poni) yang di dalamnya berisi speaker, kamera depan, dan sensor.
Sedikit disayangkan, bezel-nya masih relatif tebal dan “dagu”-nya juga lebar.
Di bagian belakang, kedua kamera Pocophone F1 disusun secara vertikal diikuti dengan sensor sidik jari tepat di bawahnya. Lampu LED terletak di sisi kanan kamera.
Selain itu, tidak ada lekuk-lekuk atau aksesori apapun yang mempercantik body Pocophone F1.
Performa
Tadi sudah sempat saya singgung jika Pocophone F1 menggunakan prosesor Snapdragon 845, salah satu prosesor paling kencang saat ini. Lalu RAM-nya sangat lega, 6 GB.
Jadi soal performa, tidak perlu dipertanyakan lagi, pasti kencang. Terbukti skor Antutu-nya tembus 250 ribu.
Memang Pocophone F1 ini enak sekali dipakai sehari-hari, multi tasking lancar. Jadi mau buka banyak aplikasi sekaligus seperti WA, browser, YouTube, Instagram, Twtitter, Gojek, dan lain-lain, tidak bakal terasa lemot.
Mencoba performa takkan sah tanpa mencoba game. Jadi saya coba install salah satu game yang sedang populer saat ini, yaitu PUBG Mobile.
Meskipun saya tidak ahli bermain game, termasuk PUBG Mobile ini, namun tak perlu jadi seorang ahli game untuk memastikan bahwa pergerakan tokoh game di PUBG Mobile sangat halus dan pengoperasiannya juga responsif.
Bahkan setting grafisnya bisa dibuat “rata kanan”.
Setelah dipakai mencoba game selama kira-kira 15 menit, suhu Pocophone F1 dilihat dari aplikasi CPU-Z menunjukkan angka 40°C. Lumayan rada-rada hangat gitu.
Multimedia
Untuk urusan memutar audio atau video, Pocophone F1 lumayan juga. Tanpa menggunakan earphone yang kebetulan memang tidak disertakan dalam paket pembeliannya, Pocophone F1 memiliki speaker stereo.
Suara stereo ini bakal terdengar jelas jika kamu memegang device-nya dengan orientasi landscape.
Jadi selain berasal dari speaker yang biasa ada di bagian bawah smartphone, speaker yang biasanya memperdengarkan suara lawan bicara saat menelepon juga akan mengeluarkan suara.
Kamera
Pocophone F1 memiliki dua buah kamera belakang dan satu kamera depan. Kamera ini sudah menggunakan AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan) untuk memberikan hasil yang lebih sempurna.
Face unlock yang memanfaatkan kamera depan juga bekerja dengan sangat baik.
Beberapa contoh foto yang saya ambil dengan Pocophone F1 bisa dilihat di bawah ini.
Baterai
Dengan baterai sebesar 4000 mAh, Pocophone F1 kuat digunakan seharian untuk pekerjaan yang umumnya dilakukan sehari-hari, seperti menelpon, membuka media sosial, chatting, browsing, dan lainnya.
Jika pada pagi hari kapasitas baterainya penuh, malam jelang tidur bakal masih tersisa 40%, bahkan mungkin 50%, jika penggunaannya seperti yang saya sebutkan di atas.
Yang jadi masalah, dengan performa kencang seperti ini, pengguna Pocophone F1 pasti tergoda untuk sering bermain game.
Tentu saja baterai akan lebih boros saat digunakan untuk bermain game.
Masalah
Di awal peluncurannya, terdapat beberapa masalah yang menimpa Pocophone F1, misalnya kamera yang hang saat hendak mengambil foto, lalu ada juga soal kompatibilitas game.
Sebagian besar masalah yang timbul sudah ada solusinya. Penerapan solusi tersebut adalah dengan melakukan update firmware.
Saat saya selesai melakukan setup awal, tawaran update langsung datang secara otomatis. Segera saya lakukan update dan ketika saya mencoba Pocophone F1, nyaris tak ada masalah yang saya jumpai.
Kesimpulan
Pocophone F1 tidaklah seburuk yang diduga. Body plastiknya tebal, kokoh, dan kuat.
Kameranya juga memberikan hasil foto yang bagus.
Hanya memang kemungkinan besar calon pengguna Pocophone F1 lebih condong mengincar performa Snapdragon 845-nya untuk bermain game.
Spesifikasi
Prosesor | Qualcomm SDM845 Snapdragon 845 Adreno 630 |
Dimensi | 155.5 x 75.3 x 8.8 mm, 180 g |
SIM | Hybrid dual SIM atau SD card |
Layar | 6.18 inci 2.246 x 1.080 82,2% rasio layar dengan body Gorilla Glass |
OS | Android 8.1 dengan MIUI 9.6 (POCO Customization) |
Memori | 6 GB |
Ruang Simpan | 64/128 GB |
Kamera Belakang | 12 MP, f/1.9, 1/2.55″, 1.4µm, dual pixel PDAF 5 MP, f/2.0, 1.12µm, depth sensor |
Kamera Depan | 20 MP, f/2.0, 0.9µm |
Baterai | Li-Po 4000 mAh |
Harga | 6/64: Rp4.499.000 6/128: Rp4.999.000 |
Rating
Performa | |
Baterai | |
Kamera | |
Desain | |
Harga | |
Total | 4.5/5 |
bukannya sebaliknya, om. Pocophone menyasar kelas menengah?