ASUS ROG GX800, Jago Silat Dari Perguruan ASUS
Review Lengkap ASUS ROG GX800 – Sebagian dari Anda saya yakin adalah penggemar cerita silat. Kalaupun toh bukan penggemar, setidaknya sedikit tahulah bagaimana alur kebanyakan cerita silat. Salah satu hal yang sering muncul dalam sebuah cerita silat adalah pencarian sebuah kitab ilmu silat atau senjata pamungkas yang entah tersembunyi di mana. Bila ada yang berhasil menemukan, niscaya dia akan menjadi pendekar terhebat sejagad.
Namun ternyata tak sesederhana itu. Begini, di dalam cerita-cerita silat pada umumnya, biasanya yang menemukan kitab ilmu silat atau senjata pamungkas tersebut adalah tokoh jahat terlebih dahulu. Mereka akhirnya mempelajari ilmu silat dari kitab rahasia tersebut atau mencari trik di balik penggunaan senjata rahasia dan ilmu mereka bertambah berkali-kali lipat, lalu berusaha menguasai dunia.
Toh akhirnya mereka kalah oleh tokoh baik, yang kemudian bisa merebut kitab atau senjata pamungkas tersebut, dan akhirnya menjadi pendekar nomor satu di dunia persilatan.
Nah, lalu apa hubungannya dengan ASUS ROG GX800 yang dibahas ini?
Begini, meskipun cerita silat tersebut hanyalah dongeng belaka, namun sebenarnya ada nilai yang bisa dipetik. Kitab atau senjata rahasia tersebut menggambarkan sebuah alat bantu dalam melakukan tugas tertentu. Tanpa mengetahui cara penggunaan yang tepat, alat bantu tersebut menjadi sia-sia belaka. Untuk mencapai sebuah tujuan, diperlukan kombinasi yang tepat antara alat bantu yang cocok dan pengguna alat bantu yang mampu mengoperasikannya dengan baik.
Dengan mengacu pada nilai tersebut, kita bisa melihat ASUS ROG GX800 setidaknya dari dua sudut pandang. Yang pertama, ASUS ROG GX800 merupakan hasil kombinasi yang tepat dari berbagai komponen yang menyusunnya sehingga terwujud dalam sebuah notebook yang sangat perkasa. Yang kedua, ASUS ROG GX800 merupakan alat bantu yang sangat tepat digunakan oleh seseorang dalam mencapai tujuannya.
Dan layaknya kitab ilmu silat atau senjata pamungkas di cerita silat yang sudah tentu bernilai sangat tinggi, ASUS ROG GX800 inipun bernilai sangat tinggi karena harus ditukar dengan uang sejumlah Rp. 95.499.000,-
Kira-kira, tujuan apa yang hendak dicapai oleh seseorang dengan menggunakan notebook semahal itu? Menengok brand ROG, tak diragukan lagi notebook ini ditujukan bagi gamer. Bagi mereka, notebook ini layak dijadikan peranti andalan untuk mengasah prestasi dan pada akhirnya menghantar mereka mendapatkan penghargaan dan pendapatan yang tentu nilainya lebih besar lagi. Namun apakah hanya gamer yang cocok menggunakan notebook ini? Tidak harus juga sebenarnya. Developer aplikasi, desainer, animator, adalah contoh profesi-profesi yang kerap kali membutuhkan notebook dengan spesifikasi gahar. Memang harganya cukup mencengangkan, namun bila notebook tersebut mampu meningkatkan efisiensi kerja berkali-kali lipat, ya mengapa tidak?
Nah, mari sekarang kita tengok, apa sih keunggulan ASUS ROG GX800 ini sehingga harganya bisa ditukar dengan sebuah mobil LCGC baru.
Desain ASUS ROG GX800
Tak bisa dipungkiri, hal yang pertama kali menarik perhatian dari sebuah produk adalah desainnya. Jika diperhatikan, ROG GX800 ini tentu memiliki garis desain yang mirip dengan para pendahulunya. Di “punggung” monitor, terdapat logo ROG yang legendaris diapit oleh dua garis miring dengan sudut sekitar 70 derajat. Saat notebook dioperasikan, garis tersebut akan menyala dengan warna merah yang menunjukkan kesan gagah. Warna body secara keseluruhan adalah abu-abu metalik (metallic grey).
Saat monitor dibuka, bagian dalamnya, seperti area keyboard, palm rest, dan touch pad, juga sangat mirip dengan pendahulunya.
Pada cerita silat, ini mengingatkan pada anggota sebuah perguruan. Anggota Shaolin akan mudah dibedakan dengan anggota Bu Tong Pai, demikian pula dengan anggota Kai Pang. Tapi tentu saja anggota-anggota perguruan tersebut tidak semua setara ilmunya, ada yang masih pemula dan ada yang sudah sangat jago.
Begitu pula dengan ASUS ROG GX800 ini. Baju boleh serupa tapi jika dibongkar dalamnya, komponen ROG GX800 ini jauh lebih canggih dibanding pendahulunya. Pada tabel berikut akan diberikan perbandingan komponen GX700 dan GX800.
Nah, itu sekadar pembanding saja. Selanjutnya, tentu saja pembahasan akan lebih saya fokuskan ke ROG GX800.
Otak Cerdas ASUS ROG GX800
Salah satu syarat untuk menjadi pendekar tangguh adalah memiliki kecerdasan tinggi. Ilmu silat tingkat tinggi yang rumit tentu menuntut kecerdasan orang yang mempelajarinya. ASUS ROG GX800 memiliki kecerdasan tinggi yang dihadirkan oleh prosesor Intel Core generasi ketujuh, Intel Core i7-7820HK. Untuk prosesor kelas consumer (digunakan untuk keperluan sehari-hari), Intel Core i7-7820HK hanya sedikit kalah dari Intel Core i7-7820HQ.
Prosesor ini memiliki empat buah inti yang dapat “berpikir” secara mandiri. Tak cukup itu saja, Intel Core i7-7820HK juga memiliki kecepatan komputasi hingga 3.9 GHz alias 3.9 miliar perhitungan per detik. Seolah bisa digambarkan dengan ilustrasi berikut: seorang pendekar tangguh yang diserang oleh empat orang sekaligus, mampu membaca pergerakan masing-masing musuh walau mereka maju bersamaan, kemudian berpikir cepat dan tepat untuk menentukan jurus andalan yang dapat mematahkan serangan keempat orang tadi, dan akhirnya dapat menangkal bahkan mengalahkan mereka.
Untuk prosesor grafis, ASUS ROG GX800 menggunakan Nvidia GTX1080 2 Way SLI. Artinya, di dalam “perut” notebook ini tersedia dua buah prosesor grafis GTX1080. Satu Nvidia GTX1080 saja telah memiliki performa yang luar biasa, apalagi ini dua. Teknologi SLI tidak sekadar membuat performa gabungan kedua prosesor grafis ini naik dua kali lipat namun bahkan lebih daripada itu.
Dengan demikian, derasnya arus hasil “pemikiran” prosesor i7-7820HK dapat ditangkap dengan baik oleh prosesor grafis ini untuk kemudian ditampilkan pada layar monitor dengan gemilang.
Tak lucu bukan bila seorang pendekar mampu berpikir cepat untuk menangkal serangan lawan namun ternyata kaki atau tangannya tak bisa digerakkan secepat pikirannya.
Selain performa dahsyat, prosesor grafis GTX1080 2 Way SLI ini juga mendukung berbagai teknologi dan feature terkini seperti kemampuan VR (Virtual Reality), Nvidia G-Sync, Vulkan API, OpenGL, dan lain-lain sehingga mampu mengoptimalkan berbagai efek pada game. Sebagai konsekuensi logis, game akan berjalan lebih mulus ketika dimainkan.
Mendorong Sampai Batas
Dalam cerita silat, lazim dijumpai seorang guru akan mendorong muridnya untuk mencapai batas kemampuannya dalam mempelajari ilmu silat. Batas potensi yang mampu mengangkatnya menjadi pendekar wahid. ROG GX800 pun demikian. Dia bisa didorong sampai batas potensinya dengan cara overclock. Jika pada kondisi standar, kecepatan berpikirnya adalah 3.9 GHz, maka batas potensinya adalah 4.6 GHz.
Kinerjanya tentu saja meningkat. Game yang dijalankan akan makin halus, salah satunya karena meningkatnya jumlah gambar yang ditampilkan per detiknya (frame rate). Untuk pekerjaan non-game juga sangat terasa manfaatnya, misalnya rendering video.
Overclock bisa dilakukan dengan mudah melalui aplikasi khusus yang tersedia di GX800, yaitu ASUS Gaming Center. Skenario yang dapat dilakukan antara lain, menaikan frekuensi tegangan pada prosesor utama dan prosesor grafis secara manual sampai ambang batas tertentu.
Biasanya saat didorong sampai batasnya, pendekar yang sedang mencari potensi dirinya tersebut pasti akan mengalami masalah, luka dalam misalnya, hingga sang guru harus turun tangan untuk menolongnya. Hal yang sama berlaku untuk GX800 jika dibiarkan begitu saja saat didorong ke batas. Overclock akan membuat prosesor menjadi sangat panas dan oleh karena itu dibutuhkan pendinginan yang mumpuni.
ROG GX800 dilengkapi dengan sebuah “koper” yang bisa ditancapkan (docking) ke bagian belakang notebook, semacam bagasi pada sebuah mobil atau seperti membawa tas ransel di punggung. Alat tersebut adalah sebuah sistem pendingin air (water cooling) yang menjadi prosesor akan tetap dingin meski dilakukan overclock. Oleh ASUS, sistem pendingin air tersebut diberi nama Hydro Overclocking Station.
Cara kerja Hydro Overclocking Station tersebut adalah dengan mengalirkan cairan yang berada di dalam tangki melalui selang, didorong menggunakan pompa menuju ke rangkaian prosesor. Cairan dingin tersebut akan menjadi panas karena membawa aliran panas “buangan” dari prosesor, lalu kembali ke docking dan didinginkan lagi menggunakan sistem radiator. Panasnya dibuang melalui ventilasi yang ada pada radiator.
Supaya bisa bekerja dengan baik, sistem pendingin air tersebut membutuhkan pasokan daya tersendiri. Jadi saat sistem pendingin air ditancapkan atau sering disebut dengan berada dalam keadaan docking mode, ROG GX800 harus menggunakan dua buah charger untuk memasok daya bagi notebook dan bagi pendinginnya. Total daya yang dibutuhkan adalah 660 W.
Jika rumah Anda hanya dialiri listrik sebesar 1300 W, pastikan Anda upgrade daya terlebih dahulu jika ingin lebih nyaman menggunakan ROG GX800 ini, meskipun tentu saja kebutuhan 660 W tersebut hanya hitungan di atas kertas. Praktiknya bisa lebih rendah sebenarnya. Menurut ASUS, konsumsi daya saat dock dipasang hanya sekitar 550 W saja. Lagipula, tanpa harus menggunakan docking-pun, notebook ini sudah mengeluarkan 90% potensinya kok, artinya hanya membutuhkan charger 330 W saja. Cuma ya balik lagi, jika beli ROG GX800 saja mampu, mestinya upgrade daya listrik tidak menjadi masalah berarti, yekan?
Saat tanpa docking, ROG GX800 tentu akan tetap memiliki sistem pendingin, hanya saja sistem pendingin ini berupa kipas yang tentu sedikit berisik.
Pundi-pundi Yang Mudah Dibuka
Di film silm yang bergenre komedi, bisa dijumpai seorang pendekar dengan senjata rahasia tersimpan di dalam pundi-pundi, namun ketika hendak digunakan, pundi-pundi tersebut sulit dibuka dan si pendekar meminta lawannya menunggu sampai senjatanya berhasil dikeluarkan. Untunglah ROG GX800 bukanlah sebuah komedi yang mengundang olok-olok. Justru ROG GX800 menggunakan media simpan berbasis SSD yang diklaim tercepat hingga saat ini, yaitu SM951 buatan Samsung. SSD (Solid State Drive) tersebut memiliki fitur NVMe (Non Volatile Memory Express) yang memanfaatkan slot PCIE4 M.2 untuk memaksimalkan kecepatan bandwidth-nya. ROG GX800 dibekali dengan 3 keping SSD berkapasitas 512 GB.
SSD tersebut ditancapkan pada slot PCIE4 yang memiliki kecepatan empat kali lebih cepat dibandingkan SATA3, yaitu sekitar 20 Gb per detik. PCIE4 juga memiliki faktor keamanan yang baik, jika salah satu keping SSD rusak, tidak akan sampai mengganggu atau bahkan membuat rusak keping SSD yang lain.
Penangkapan Sinyal Lebih Baik
Teknologi sekarang ini memungkinkan penangkapan sinyal melalui antena yang tertanam di dalam tubuh notebook. Salah satu hal yang ingin dicapai tentunya adalah memperindah model notebook. Namun ASUS ROG GX800 bukan soal keindahan tapi soal performa. Penangkapan sinyal diyakini tetap lebih baik jika menggunakan antena eksternal. Karena itu ASUS ROG GX800 juga dilengkapi dengan antena eksternal agar penangkapan sinyal Wi-Fi menjadi lebih baik dan para gamer tak akan mengalami lag atau keterlambatan, khususnya saat bermain game online.
Kemampuan Negosiasi
Tingginya ilmu seorang pendekar kadang dinilai juga dari kemampuannya bernegosiasi, bagaimana dia bisa merangkul berbagai pihak dan memperbanyak relasi. Supaya ASUS ROG GX800 mampu bernegosiasi dengan banyak pihak, dia memperlengkapi diri dengan banyak port supaya bisa berelasi dengan berbagai macam peranti keras.
Port yang tersedia pada ROG GX800 adalah:
1. Port HDMI 2.0 untuk berelasi dengan monitor beresolusi hingga 4K dengan tingkat refresh rate 60Hz.
2. Display port 1.3 yang mendukung monitor beresolusi 8K (60 Hz) atau dual 4K monitor 60Hz.
3. 2 buah USB 3.1 Type C yang telah mendukung Thunderbolt 3.0.
4. 3 buah USB 3.0 Type A.
5. Headphone jack.
6. Mic jack.
7. Port WiFi Antena eksternal.
8. Card reader.
9. LAN (RJ 45).
Kemampuan negosiasi ini didukung pula oleh kemampuan mendengar dan berbicara yang mumpuni, menggambarkan mic ASUS ROG GX800 yang mampu menangkap suara dengan jernih tanpa terganggu oleh suara “berisik” yang ada seperti suara ketikan keyboard, suara desis kipas, atau efek suara game, belum lagi suara keramaian di lingkungan sekitar. Speaker-nya juga mampu menghasilkan alunan suara merdu dan kencang.
ASUS ROG GX800 Sebagai Senjata
Jika tadi lebih banyak membahas ROG GX800 sebagai sosok pendekar yang punya ilmu tingkat dewa, sekarang sudut pandang kita ubah sedikit menjadi ROG GX800 sebagai senjata pamungkas. Senjata pamungkas di cerita-cerita silat digambarkan sebagai senjata yang mudah digunakan, nyaman dipegang atau digenggam, dan berat. Nah, cocok sekali nampaknya dengan ROG GX800.
Beratnya tak perlu dipertanyakan lagi, 5,7 kg. Wajar sebenarnya jika mengingat berbagai komponen kelas berat di dalamnya.
Namun saat dioperasikan, ROG GX800 sungguh memberikan aura yang menyenangkan. Keyboardnya memiliki backlight dengan warna-warna RGB serta empuk pula saat digunakan untuk mengetik. Susunan serta ukuran tombol keyboard menyerupai keyboard PC sehingga yang terbiasa menggunakan keyboard PC tak akan kesulitan beradaptasi. Di beberapa tempat, tersedia berbagai tombol khusus game dan tombol aktivasi feature tertentu.
Touch pad yang tersedia di bagian tengah palm rest luas dan responsif. Tak suka menggunakan touch pad? Tenang, ASUS memberikan bonus berupa mouse bernama Gladius yang bisa diatur tingkat sensitivitasnya hingga 6400 DPI, menjadi sangat responsif dan presisi. Sangat cocok digunakan untuk bermain game dengan genre first person shooter.
Layarnya memilik bentang yang luas, 18.4 inci. Dengan area yang luas, gamer akan dengan mudah menemukan berbagai properti yang dibutuhkan dalam bermain game. Jika digunakan oleh desainer, maka tersedia ruang yang luas untuk berbagi antara objek desain dan berbagai perkakas desain. Bukan cuma luas, layar monitor ROG GX800 juga memiliki resolusi tinggi, yaitu 4K alias 3840×2160 pixel.
Luas dan tingginya resolusi menjadi tak berarti jika layar monitor tak mampu mengimbangi kemampuan prosesor grafis. Untuk itu ASUS memperlengkapinya dengan teknologi NVIDIA G-SYNC, yang memperhalus gerakan gambar dengan menyesuaikan refresh rate layar dengan refresh rate yang dihasilkan oleh prosesor grafis, sehingga memiliki gerakan yang lebih mulus dan mampu mengeliminasi gerakan patah-patah (screen tearing).
Puaskah ASUS? Belum ternyata. Masih ada setidaknya satu teknologi lagi yang disematkan ke dalamnya, yaitu In-Plane Switching atau yang dikenal dengan singkatan IPS. Banyak ponsel yang juga menggunakan teknologi ini. Layar IPS menawarkan akurasi dan reproduksi gambar yang lebih baik, sehingga sangat cocok untuk game 3D, fotografi, desain grafis, hingga pembuatan film. Layar IPS ini juga memiliki sudut pandang yang luas, mencapai 178 derajat.
Supaya mata pengguna tak cepat lelah, ASUS menanamkan teknologi Splendid Display ke dalam layar. Ada empat mode yang disediakan oleh teknologi ini, yaitu Normal, Eye Care, Vivid, dan Manual.
Pada mode Normal, layar LCD telah diatur untuk memberikan kenyamanan tampilan visual, sehingga cocok digunakan untuk bermain game maupun pekerjaan sehari-hari.
Eye Care Mode akan mereduksi tingkat kecerahan warna biru di layar hingga 33% untuk menghindari cedera retina mata. Normalnya, warna biru akan ditampilkan pada rentang spektrum 450-495 nm. Mode ini dirancang untuk keperluan penggunaan notebook dalam waktu yang lama.
Vivid Mode adalah mode yang memberikan kontras warna serta ketajaman gambar yang lebih tinggi. Mode ini cocok digunakan untuk menambah pengalaman visual yang lebih hidup saat melihat gambar pemandangan misalnya.
Sedangkan mode Manual memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mengatur berbagai elemen pada layar monitor sesuai dengan seleranya.
Uji Kelayakan
Setelah secara “teoritis” diulas berbagai alasan mengapa ASUS ROG GX800 layak disebut pendekar sakti, saatnya dia maju ke ujian kelayakan untuk membuktikan apakah performanya memang sesuai dengan ulasan tersebut.
Berikut akan saya paparkan hasil benchmark terhadap performa ASUS ROG GX800 dalam tiga mode, yaitu Standar, Optimized, dan Extreme, lalu di dalam setiap mode ada tiga benchmark yang dipaparkan, yaitu Crystal Disk Mark untuk uji performa hard disk (SSD), Fire Strike untuk uji performa prosesor grafis, dan Cinebenchs untuk uji performa prosesor utama.
Benchmark ROG GX800 Mode Standar
Benchmark ROG GX800 Mode Optimized
Benchmark ROG GX800 Mode Extreme
Setting dan Screenshot Game
Pada bagian ini akan saya tampilkan hasil tangkapan layar terhadap beberapa konfigurasi serta tampilan game yang dijalankan dengan ASUS ROG GX800.
Jika Anda membutuhkan hasil tangkapan layar benchmark dan game yang lebih lengkap, silakan download di sini.
Kesimpulan
Huuuffffttt, tarik nafas dulu. Baru kali ini saya membuat review yang segini panjang. Jadi kesimpulannya sih bisa ditebak sebenarnya. Jika di cerita silat sering ditemukan istilah di atas langit masih ada langit untuk menggambarkan bahwa ada pendekar yang lebih hebat daripada pendekar yang dianggap terhebat, maka ASUS ROG GX800 ini adalah standar langit yang ada saat ini. Mungkin saja kelak bakal ada langit di atas langit, namun saya pikir masih agak lama waktunya dan kemungkinan besar standar baru langit tersebut bakal diciptakan juga oleh ASUS.
Harga ASUS ROG GX800 memang akan membuat orang berpikir seribu kali untuk membelinya, namun sekali lagi, jika memang efisiensi kerja serta pendapatan yang bakal diperoleh jauh lebih besar daripada harganya, mengapa tidak membelinya?
Spesifikasi ASUS ROG GX800
Rating
Performa | |
Desain | |
Bobot | |
Kemudahan Pakai | |
Harga | |
Skor Total | 4.6 |
Uyeeeew kelar juga om.. kalo laptopnya asus dijadiin mahar gimana?
Hehe, halo Ded. Jangan ah, ntar gak jadi kawinan malah main game
memang benar2 harga berbanding lurus sama kualitas nih laptop
Betul sekali
Aku naksir kopernya aja lah. Om Boy nanti klo beoi rog, kopernya buat aku yaa
Wadudududu
Buat main Minesweepers 😐
Haha, ra cucuk
Duh netbook seharga rumah..
Pengen banget punyaaa..
Samaaaaaa
Kalo saya malah kepikiran buat nambang bitcoin, secara punya dua GPU dan udah ada water cooling nya hehehe
Haha, ide bagus juga ini (lol)
pusaka pamungkas nya om boy
Amin mas Jar 😀
Om! Gimer juga ya Om??
Iya, game saya Minesweeper (lol)
Ibarat pendekar, GX800 ini ibarat Bruce Lee kali ya, Om
Bisa jadi begitu 😀