Menjadi Cerdas Itu Keren
Ketika saya kecil, saya ini jauh dari keren. Meski untuk standar zaman itu sekalipun. Kecuali mungkin ibu saya yang berpikir kalau saya ini keren. Thanks Mom *terharu.
Saya ini kurus, hitam (ya relatif hitamlah) (upss) , kalau main sepakbola ndak pernah mencetak gol, kalau ikutan lomba lari selalu juara 3 tapi dihitung dari belakang. Paling-paling yang rada bisa saya banggakan adalah bisa berenang. Tapi mana ada kegiatan renang di sekolah? Jadi saya ndak punya kesempatan untuk tampil cool di hadapan teman-teman saya.
Namun saya tidak pernah merasa minder meski dianggap tidak keren. Apa sebab? Soalnya saya ini juara kelas! Yach, di samping mungkin memang cerdas dari sononya, saya ini rajin membaca. Karena rajin membaca itulah maka pengetahuan saya bertambah. Sudah tentu bukan sembarang bacaan yang saya baca. Kalau waktu itu saya banyak membaca stensilan, entah sudah jadi apa saya sekarang. Bacaan saya waktu itu lebih banyak berupa buku-buku ilmu pengetahuan dan komik Eropa semacam Tintin, Asterix, Lucky Luke.
Kalau buku ilmu pengetahuan sudah jelas, pasti akan menambahkan pengetahuan. Lha kalau komik? Ya tergantung yang baca juga sih sebenarnya. Komik-komik Eropa yang saya sebutkan di atas banyak terinspirasi oleh kejadian nyata dan tokoh-tokoh yang nyata, misalnya Jesse James dan Billy The Kid di Lucky Luke, Julius Cesar dan Cleopatra di Asterix, lalu visualiasi kota/negara dan teknologi yang begitu dekat dengan aslinya di Tintin. Itu semua mendorong saya untuk mencari informasi lebih lanjut tentang tokoh atau lokasi geografis tertentu.
Jadi sebenarnya tanpa sadar saya ini sudah memilah-milah informasi sejak dulu, alih-alih menelan begitu saja semua informasi yang saya dapat. Informasi yang tepat dan bermanfaat itulah yang membawa saya memiliki pengetahuan luas dan pada akhirnya “menggoreng” kecerdasan saya menjadi lebih matang. Buntutnya, saya menjadi lebih pede dan merasa cool. B-)
Dan kebiasaan memilah informasi tersebut berlangsung hingga sekarang, pada era informasi, di mana informasi mengucur dengan derasnya, bukan lagi seperti air keran tapi seperti air terjun. Kemampuan untuk memilah informasi makin diuji. Tak mungkin lagi menggunakan “tangan kosong” untuk melakukannya, namun dibutuhkan sesuatu yang lebih mumpuni. Dan untuk itulah aplikasi Kurio ini hadir.
Kurio adalah aplikasi yang dilahirkan untuk membantu penggunanya dalam memilah informasi. Kurio akan mengambil berita (istilah kerennya ngefeed) dari berbagai situs berita dan membagi-baginya dalam berbagai kategori. Tentu saja situs berita yang menjadi sumber Kurio adalah situs berita yang terpercaya dan kredibel.
Saat pertama kali dijalankan, pengguna dapat memilih kategori informasi apa saja yang hendak ditampilkan oleh Kurio. Nantinya berbagai kategori yang telah dipilih tersebut akan ditampilkan dalam bentuk kipas, sebuah tampilan visual yang merupakan signature Kurio.
Ketika salah satu kategori dipilih, maka berita-berita terhangat pada kategori tersebut akan ditampilkan. Ketuk judul artikel untuk membaca isinya. Bila pengguna merasa isi artikel tersebut menarik, dia dapat langsung membagikan judul dan link artikel tersebut melalui Facebook, Twitter, Email, atau media lain seperti WhatsApp, Line, BBM.
Pengguna dapat menandai sebuah artikel sebagai favorit atau menandai artikel tersebut untuk dibaca lain kali melalui layanan pihak ketiga seperti Instapaper atau Pocket.
Warna latar belakang yang defaultnya putih dengan teks hitam juga dapat diganti menjadi latar belakang hitam teks putih. Ini tentu bermanfaat bagi mereka yang memang lebih nyaman membaca pada latar belakang gelap.
Kurio juga dapat memberikan notifikasi apabila ada headline yang menarik.
Dengan menginstall aplikasi Kurio ini di smartphone saya, saya berharap tetap bisa smart, karena sudah terbukti bahwa saya ini cool karena saya smart.
Follow me on social media:
asekk……., bagus nih motivasinya..
tetap PD dengan diri sendiri karena punya kelebihan lain
good job Bhro
salam hoki
Salam juga bro, terima kasih sudah mampir