Laptop Idaman Saya Saat Traveling

Laptop Idaman Saya Saat Traveling – Sebagai seorang blogger yang cukup ternama, saya lumayan sering harus melakukan traveling dalam rangka memenuhi undangan untuk hadir dalam sebuah acara.

Sewajarnya sebuah undangan, tentu penyelenggara berharap ada imbal balik bukan dari saya sebagai orang yang diundang?

Lha wong undangan nikah saja penyelenggara berharap imbal balik berupa amplop atau kado kan? *eh

Jika saya diundang dalam kapasitas saya sebagai seorang blogger, salah satu bentuk imbal balik yang diharapkan oleh pengundang adalah mengambarkan isi atau jalannya acara agar khalayak umum dapat mengetahuinya, bila perlu seolah terlibat langsung di dalamnya.

Pemberitaan tersebut bisa dilakukan misalnya melalui live tweet sepanjang acara berlangsung dan menulis di blog tentang acara tersebut.

Saat melakukan live tweet, senjata yang saya butuhkan adalah sebuah smartphone. Live tweet membutuhkan mobilitas yang tinggi serta kesigapan dalam mengikuti acara.

Terkadang di sela-sela menuliskan sebuah twit, ada momen tertentu yang terlalu sayang untuk tidak diabadikan. Dengan kondisi seperti itu, smartphone tentunya lebih cocok dijadikan pegangan.

Saat acara sudah selesai dan saya kembali ke hotel atau langsung menuju ke stasiun/bandara, biasanya ada cukup banyak waktu yang bisa dipergunakan untuk mempersiapkan tulisan di blog. Daripada cuma bengong khan?

Nah, saat menulis di blog, tentu dibutuhkan alat yang lebih “berat” daripada sebuah smartphone.

Memang literally pasti lebih berat sih, cuma yang saya maksud di sini adalah sebuah peranti yang siap bekerja lebih berat. Tak salah lagi, alat itu adalah sebuah laptop.

Soal laptop ini, saya pernah begitu mendambakan untuk memiliki sebuah laptop. Pasalnya, selama ini saya selalu bekerja menggunakan PC desktop.

Jadi kalau ada undangan yang mengharuskan saya traveling seperti cerita tadi, ya bekal saya cuma smartphone saja.

Pernah dalam satu kesempatan acara sebuah launching smartphone ASUS, saya update blog tentang acara tersebut dengan menggunakan Zenfone. Pake hape coba.

Ya kalau dibilang bisa sih bisa aja ngeblog menggunakan smartphone, tapi pegal tangannya dan sangat tidak efisien.

Oke, mungkin lalu pada berpikir, buat apa saya punya laptop kalau perlunya cuma untuk traveling pas launching smartphone? Gak setiap saat ada launching dan gak setiap launching diundang juga khan? (duh iya … sakit)

Ya tentunya saya traveling bukan cuma pas launching doang dong. Saya hobi juga melakukan melakukan road trip, traveling dengan menggunakan mobil sendiri dan nyetir sendiri.

Plus saya punya impian juga untuk suatu saat nanti bisa traveling keliling Eropa.

Sebagai blogger, meskipun blog saya niche-nya adalah teknologi, tapi tentu tidak salah toh kalau misalnya saya traveling kemudian saya ceritakan juga di blog saya?

Jadi kalau seandainya saya punya laptop, pastilah bakal saya bawa-bawa saat traveling, supaya apa yang saya alami selama traveling bisa langsung saya ceritakan plus kalau ada kerjaan review, bisa sekaligus dilakukan.

Puji Tuhan, saat ini saya sudah kesampaian punya laptop. Keliling Eropanya belum tapi.

Laptop saya ini bagus, keren. Suer. Merknya ASUS, tipenya Vivobook A442UQ. Saya sangat bersyukur punya laptop ini karena selain bisa dibawa traveling, di rumah pun ternyata bermanfaat loh.

Kalau pas cuaca gerah-gerahnya, saya akan mematikan PC desktop di ruang kerja dan berganti laptop, lalu masuk ke kamar tidur. Soalnya AC di rumah saya cuma terpasang di kamar tidur saja, hehe.

Hanya yang agak sedikit saya sayangkan, laptop saya ini belum sepenuhnya memenuhi kriteria idaman saya akan sebuah laptop yang nyaman digunakan saat traveling.

Sudah punya laptop tetap boleh dong mengidamkan laptop yang lain. Jangan terlalu cepat puas dengan sebuah pencapaian karena kita akan mandek, stagnan.

Jadi penasaran kan apa sih sebenarnya kriteria laptop idaman saya itu? Baiklah, akan saya beberkan di bawah ini.

 

Tipis dan Ringan

Sudah saya sebut berulang kali di atas jika laptop yang saya idamkan bakal sering saya ajak jalan-jalan.

Supaya tidak menjadi beban, tentunya laptop tersebut kudu ringan bobotnya. Laptop ringan itu nyaris selalu identik dengan body yang tipis.

Klop. Tipis sehingga tidak makan tempat, ringan sehingga tidak bikin capek saat jalan-jalan.

Laptop tipis dan ringan ini bakal bersahabat saat traveling dengan mode transportasi apapun.

Kalau pas bawa mobil sendiri, laptop tidak akan menyita terlalu banyak ruang di bagasi. Apalagi pas pulang, bagasi pasti penuh sesak dengan oleh-oleh.

Saat menggunakan pesawat, hampir bisa dipastikan laptop akan dibawa masuk ke kabin. Sayang bukan bila dimasukkan ke bagasi. Kita takkan pernah tahu nasibnya di sana.

Bentuk laptop yang tipis dan ringan tentunya sejalan dengan syarat barang yang boleh dibawa ke kabin pesawat.

Saat naik bis atau kereta api juga tidak akan terlalu merepotkan.

Sepanjang yang saya tahu, laptop paling ringan itu bobotnya masih di atas 1 kg. Tentu bakal menyenangkan bila ada laptop yang bobotnya tembus di bawah 1 kg. Ketebalannya sebaiknya juga tak lebih dari 15 mm.

 

Kuat dan Tahan Banting

Benda yang tipis dan ringan hampir selalu identik dengan ringkih. Mudah pecah, mudah patah, mudah rusak. Sia-sialah laptop yang tipis dan ringan jika mudah pecah, patah, atau rusak.

Supaya kuat, bahan yang sebaiknya digunakan adalah logam. Logam merupakan material yang kuat, jelas tidak mudah pecah atau patah.

Namun logam itu macamnya banyak sekali, ada yang ringan tapi lembek, ada yang kuat tapi beratnya minta ampun. Tentunya kudu dipilih logam yang bisa memberikan keseimbangan antara kekuatan dan bobot yang ringan.

Saya bayangkan logam yang sangat kuat tetapi ringan itu salah satunya adalah logam yang digunakan untuk membuat konstruksi pesawat. Logam itu adalah magnesium alloy.

Berat jenis magnesium adalah 1,738 g/cm3. Sekarang coba, biasanya logam paling ringan yang kamu kenal sehari-hari itu apa? Aluminium khan? Nah, berat jenis aluminium itu 2,7 g/cm3.

Jadi untuk jumlah material yang sama, bobot magnesium nyaris cuma setengah dari aluminium.

Magnesium alloy bukan hanya murni magnesium saja namun merupakan campuran magnesium dengan logam tertentu yang tetap mempertahankan sifat ringannya tapi justru semakin kuat.

Nah, kalau ada laptop yang menggunakan bahan itu, bakal tenang saya pakainya.

Saat dibawa traveling, secermat-cermatnya kita membawa laptop, insiden mungkin saja terjadi. Entah itu terbentur bahkan mungkin jatuh. Pas jatuh, maksud hati mau mengambil, eh malah terinjak, duuuh.

Kalau body-nya kuat, amaaaan.

 

Nyaman Untuk Kerja

Setelah dua unsur di atas terpenuhi, faktor berikutnya yang wajib menjadi idaman adalah kenyamanan kerja saat menggunakan laptop tersebut.

Soal nyaman memang relatif, bisa berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Namun setidaknya ada aspek tertentu yang bisa dijadikan patokan.

Salah satunya adalah ukuran layar yang cukup lebar. Untuk tetap mempertahankan bobotnya agar ringan, saya pikir ukuran layar sekitar 13 inci sudah cukup ideal lah.

Apalagi sekarang ini teknologi sudah memungkinkan layar laptop memiliki bezel atau bingkai yang tipis, sehingga lebar layar benar-benar bisa dimaksimalkan.

Sebagai blogger, pekerjaan yang paling banyak dilakukan saat menggunakan laptop tentunya adalah mengetik. Nah, faktor kenyamanan berikutnya yang saya idamkan adalah kenyamanan mengetik.

Ini bisa didapat jika ukuran keyboard-nya adalah penuh, dalam arti lebar bagian QWERTY-nya sama seperti keyboard eksternal yang dipakai pada PC desktop.

Waktu keyboardnya dipencet juga harus memiliki feedback yang baik. Mentul-mentul gitu loh, “terasa” kalau dipencet.

Dua itu saja saya pikir sudah cukuplah membuat sebuah laptop nyaman digunakan untuk kerja.

 

Performa Kencang

Nah ini, pasti semua sepakat kalau laptop idaman itu haruslah yang memiliki performa kencang. Tentu mesti dilihat peruntukannya ya, laptop untuk kerja sehari-hari, untuk ngetik, browsing, presentasi, seberat-beratnya buat edit foto dan video lah, itupun video yang pendek-pendek saja.

Kerjaan saya ya itu kebanyakan. Sesekali memang main game juga tapi cuma solitaire doang, haha.

Saya pikir dengan kebutuhan tersebut, prosesor Intel i5 dan RAM 8 GB cukup lah ya. Terus media simpannya wajib SSD.

Nah, dengan spesifikasi seperti ini, buat kerja pasti lumayan kencang.

Kalau prosesor grafisnya sih gak perlu terlalu muluk-muluk ya, laptop ini bukan ditujukan untuk main game soalnya. Nanti malah harganya melonjak jadi mahal.

 

Baterai Mumpuni

Saat dibawa traveling, kemungkinan ketemu dengan colokan listrik tentunya relatif kecil. Jadi kalau baterainya hanya mampu bertahan sebentar saja, ya percuma jadinya, meskipun performanya bagus.

Paling tidak, kalau hanya untuk bikin post blog dan browsing, idealnya baterai sanggup bertahan 8-10 jam lah.

Baterai tentu menjadi tantangan tersendiri buat para produsen laptop. Kalau ingin tahan lama, kapasitas baterainya harus besar tapi jika kapasitas besar, jatuhnya berat. Nah, produsen kudu mampu mengambil keseimbangan antara keduanya.

Jika baterai mampu bertahan cukup lama, saya bahkan mungkin bakal mempertimbangkan untuk tidak membawa charger sama sekali saat traveling singkat.

Charger laptop gak kaya charger smartphone sih, besar dan berat.

 

Faktor Keamanan

Laptop bakal sering dipakai di tempat umum, bukan di ruang privat. Karena itu soal keamanan tentu menjadi hal yang sangat penting.

Sistem operasi yang digunakan, Windows khususnya, bisa diatur agar harus login terlebih dahulu saat booting.

Hanya saja, saat mengetikkan password, kemungkinan diintip itu tetap ada.

Untuk mengurangi kemungkinan diintip, akan lebih baik jika login ke sistem operasi tidak dilakukan dengan mengetikkan password melainkan dengan sesuatu yang lain, yang jauh lebih sulit diintip atau dipalsukan.

Gampangnya ya sidik jari. Toh smartphone sudah banyak yang mengadopsi penggunaan sidik jari untuk unlock.

 

Adakah Laptop Yang Memenuhi Idaman Saya?

Nah, saya sudah memaparkan hal-hal yang menjadi kriteria laptop idaman saya. Untuk saat ini, kira-kira ada tidak ya laptop yang bisa memenuhi harapan saya tersebut?

Wah, ternyata ada gaes.

Laptop itu adalah ASUS ZenBook UX331UAL. Nih ya, mari kita cocokkan dengan kriteria saya di atas.

 

Tipis dan ringan, ASUS ZenBook UX331UAL memiliki ketebalan hanya 13,9 mm saja, kurang daripada 2 cm lho. Beratnya? 985 gram sudah termasuk baterai. 0,985 kg gaes! Kurang daripada sekilo. Dan itu sudah termasuk baterainya.

Kuat dan tahan banting, ASUS ZenBook UX331UAL dibuat dari bahan magnesium alloy, persis seperti yang saya harapkan. Bahkan ASUS mampu membuat konstruksi laptop ini memenuhi standar military-grade MIL-STD 810G. Kalau cuma jatuh atau tak sengaja terinjak waktu dibawa sih kecil.

Nyaman untuk kerja, ASUS ZenBook UX331UAL memiliki layar berukuran 13 inci dengan bingkai yang tipis berkat teknologi NanoEdge. Resolusinya sudah full HD pula. Keyboardnya berukuran penuh, jadi tidak perlu penyesuaian terlalu banyak saat berpindah dari PC ke laptop. Jarak penekanan tombol 1,4 mm doang, ergonomik banget buat ngetik.

Performa kencang, ASUS ZenBook UX331UAL menggunakan prosesor Intel® Core™ i5-8250U, RAM 8 GB, dan ruang simpan SSD 256 GB. Di atas kertas saja sudah kencang ini. Hasil benchmark dari berbagai aplikasi benchmark-pun setuju dengan saya kalau ZenBook ini kencang.

Baterai mumpuni, ASUS ZenBook UX331UAL dilengkapi dengan baterai lithium-polymer 50Wh yang diklaim mampu menyediakan energi hingga 15 jam untuk penggunaan normal. Hebatnya, baterai berkapasitas lumayan besar ini tidak membuat bobot laptop jadi berat. Saya jadi ingat dengan produk ASUS yang lain, yaitu Zenfone Zoom S yang memiliki baterai 5000 mAh namun tetap tipis manis.

Faktor keamanan, ASUS ZenBook UX331UAL dilengkapi dengan sensor sidik jari dan kemampuan pengenalan wajah melalui fitur Windows Hello. Jadi dengan laptop ini kita tidak perlu mengetikkan lagi password yang berpotensi diintip orang.

 

Oke itulah dia. Jadi saat ini kegalauan saya akan sebuah laptop yang cocok untuk traveling terjawab sudah. ASUS ZenBook UX331UAL adalah jawabannya.

Sekarang tinggal nyari tiket keliling Eropa.

Follow me on social media:

Similar Posts

7 Comments

  1. kalo aku sih: ngga lemot (spek oke), enteng, dan baterai tahan lama. soal desain sebenernya juga sih, cuma gak mutlak..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *