Selera Musik Berubah
Dulu pas SMP (1985-1988), saya termasuk penggemar berat musik Rock. Tapi bukan Heavy Metal yach. Saya agak-agak kurang doyan yang terlalu keras. Paling-paling Bon Jovi dan Europe lah. Apalagi saat itu lagi ngetop-ngetopnya You Give Love a Bad Name, Livin’ On A Prayer, The Final Countdown, Carrie, dan lain-lain.
Grup-grup lain (baik rock maupuan aliran lain) yang masuk ke dalam daftar favorit saya di antaranya adalah Toto, A-ha, U2, The Beatles, Level 42, Survivor, dan lain-lain.
Dari beberapa nama yang saya sebut di atas, tinggal Bon Jovi yang terus saya ikuti album terbarunya. The Beatles sudah tamat. U2, jujur saja saya cuma suka 1 album tok, Joshua Tree. Europe, Survivor sudah tidak aktif lagi, Toto makin aneh musiknya.
Dalam pengamatan saya, Europe dan Survivor termasuk yang relatif bisa mempertahankan gaya bermusik mereka. Setidaknya sampai album terakhir mereka, gaya musiknya relatif masih sama, walaupun mereka tidak menghasilkan hits lagi.
Sebaliknya, Bon Jovi dan Toto boleh dibilang hampir selalu berubah gaya musiknya. “Dance Metal” a la Bon Jovi cuma terasa kental di Slippery When Wet dan New Jersey. Di album Keep The Faith, unsur “dance” nya nyaris hilang, tinggal hard rock saja. These Days relatif radikal perubahannya. Ngeblues banget. Album Bon Jovi yang paling tidak saya sukai. Trus makin ke sini makin soft saja.
Sedangkan Toto, yang masih bisa masuk kuping saya berhenti di Tambu. Selanjutnya lagu-lagunya sungguh ajaib. (evilsmirk)
Cuma mungkin selera musik saya ikut berevolusi bareng Bon Jovi. Di saat para kritikus mencemooh album-album terakhir Bon Jovi karena sudah kehilangan “touch”-nya, saya justru suka. Selera saya kini memang cenderung musik rock yang relatif lebih soft.
Malahan banyak lagu-lagu yang dulu pas SMP saya skip-skip :p eh sekarang malah masuk playlist favorit. Sebut saja 99, I Won’t Hold You Back, dan Stop Loving You punya Toto. Dance Metalnya Bon Jovi juga mulai jarang diputar. Tapi kini berganti ke Superman Tonight, Who Says You Can’t Go Home, (You Want To) Make a Memory.
Ah, postingan gak penting banget. (taser) Biarlah, ini salah satu usaha saya membangkitkan kembali semangat ngeblog. (goodluck)
Ck..ck..ck..om udah kayak Bens Leo aja ulasan musiknya..hahaha (lmao)
playlist saya dari SMA dulu masi sama. lagu jadul (doh)
playlist awet saya sih jelas Jazz, kalo rock lebih cenderung suka rock ballads (evilsmirk)
saya anak muda yang punya tampang jadul, lagu saya ballad and blue semua…terutama MLTR..=D
cuman sekarang MLTR berubah aliran *dikit*, jadi rada Chinesse Rock gitu…
selera musik saya masih sama, INDIE RULES! — apa pun yang bukan major label 😉
Playlist saya malah gak pernah berubah selama setahun *tepok jidatz*
kalau saya, suka reggae..hehe… apapun, yang penting bisa goyang..he
salam, kunjungan pertama nih.
pro love song (banana)
pro love song (dance)
(rock) hidup bon jovi.. (girlkiss)
aku suka yg bareng pavarotti itu. bon jovi makin ke sini emang lebih kental popnya. makanya kurang bergairah jg mburu empetigonya hihihi.
aku suka these days, sangat kerasa rocknya (betul apa mas yahya bilang, blues bgt) walau nggak terlalu banyak distorsi gitar kaya jaman album2 awal.
sampe sekarang sih masih suka muter yg lama2.
bon jovi kl mnrt saya malah ga kehilangan touch-nya. dia bisa ngikutin zaman dengan tetap mempertahankan karakternya
Wah, demen sama europe tho pak? Mereka udah comeback sejak 2004 lho. Udah rilis 3 album sejak reuni. Gaya musiknya jauh lebih nge-rock.