Srimulat: Hil Yang Mustahal, Sebuah Biopik Yang Apik

Srimulat: Hil Yang Mustahal – Babak Pertama adalah sebuah film yang bercerita tentang perjalanan grup lawak Srimulat untuk menjadi besar.

Nah, sebelum lanjut baca, saya ingatkan bahwa tulisan ini akan mengandung spoiler film Srimulat: Hil Yang Mustahal, jadi jika kamu belum nonton dan tidak ingin mendapatkan spoiler, yo rapopo nek meh ra neruske, akan tetapi…

Semula saya berpikir, film Srimulat: Hil Yang Mustahal ini adalah film dengan genre komedi dengan pemeran dari karakter-karakter anggota Srimulat. Namun ternyata saya salah. Film ini, meskipun fiksi, menceritakan kisah tentang awal mula Srimulat mulai menjadi besar. Ternyata saya kurang menyelikidi soal film ini.

Awal Srimulat

Pada awal film Srimulat: Hil Yang Mustahal ini, dikisahkan grup lawak Srimulat sudah ada, jadi kisahnya tidak benar-benar diawali dari nol. Mereka sudah manggung di Solo (Surakarta) dan mendapat sambutan antusias dari penduduk Solo dan sekitarnya.

srimulat: hil yang mustahal

Para pelawak yang dikisahkan sudah manggung ini antara lain adalah Timbul, Tessy (saat itu masih dikenal sebagai Kabul), Tarsan, Paul, Basuki, Rohana, Nunung, Djudjuk, dan yang paling senior adalah Asmuni. Nunung dan Djudjuk pada awalnya lebih berperan sebagai penyanyi, karena dulunya konsep Srimulat tidak melulu lawakan tetapi ada keseniannya juga.

Pada beberapa penampilan terakhir mereka, Srimulat mulai garing, dan mendapatkan sorakan mengejek dari penonton. Ini membuat Teguh, pimpinan Srimulat, geram sehingga sering melemparkan sepatunya ke panggung, ke arah anak buahnya.

Sampai tiba-tiba seorang pemain kendang sering nyamber lawakan Srimulat, dan tak diduga sambarannya justru lucu dan bikin penonton tertawa. Pemain kendang yang suka nyamber ini adalah Gepeng. Ini yang membuat Teguh bersimpati terhadap Gepeng dan bahkan mengajaknya bergabung Srimulat.

Kemunculan Gepeng

Memang sejatinya sejarah Gepeng bergabung dengan Srimulat ya seperti itu, tukang kendang yang suka nyamber.

Kalau di film, bergabungnya Gepeng ke Srimulat ini membuat beberapa member tidak suka dan yang paling menunjukkan ketidaksukaannya adalah Tarsan. Entah bagaimana kalau di dunia nyata, karena Srimulat terbilang berhasil menutup rapat konflik internal mereka jika memang ada. Saat di panggung, hanyalah kekompakan dan persaudaraan yang nampak.

Singkat cerita, mereka mendapatkan telegram (bukan aplikasi Telegram punya Pavel Durov lho ya) untuk manggung di ibukota dan ditonton langsung oleh Presiden.

Pencarian Identitas

Mereka berangkat sekian waktu sebelum pementasan supaya persiapannya cukup. Persiapan yang mereka lakukan antara lain adalah mencari identitas yang khas untuk masing-masing member.

Dalam pencarian itulah ditemukan bahwa Kabul menjelma menjadi Tessy, Tarsan lebih berperan sebagai pengumpan, Paul lebih sering menjadi drakula, Basuki dan Timbul menjadi orang kecil (pembantu) tapi sumber kelucuan, dan lain-lain.

Diceritakan pula muncul konflik gara-gara Gepeng jatuh hati pada Royani, putri Babe Makmur, pemilik rumah yang disewa oleh Srimulat. Gepeng yang mengajak Royani untuk nonton pementasan, justru membuatnya terlambat sehingga makin tidak disukai oleh member Srimulat yang lain, dan membuatnya dipecat. Untunglah Royani berhasil membujuk member Srimulat yang lain hingga Gepeng tidak jadi dipecat.

Dipecatnya Gepeng ini merupakan gambaran kejadian sesungguhnya karena dulu Gepeng memang dipecat dari Srimulat. Waktu itu, Gepeng memang sangat lucu, sehingga wajar ketenarannya meroket dan tawaran untuk tampil di panggung-panggung lain sangat banyak. Gepeng bahkan sempat membintangi beberapa judul film.

Ini membuat Gepeng kaya mendadak dan sayangnya mentalnya tidak kuat. Dia menjadi tidak disiplin, bahkan pernah sampai dipenjara karena kasus kepemilikan senjata api. Penggambaran dalam film yang menceritakan Gepeng terlambat (tidak disiplin) dan membuatnya dipecat, menurut saya sungguh mengena.

Penggambaran Yang Apik

Cerita film yang menggambarkan tentang Srimulat ini digarap dengan apik. Perjalanan tentang Srimulat bisa diceritakan a la Srimulat.

srimulat: hil yang mustahal

Misalnya Babe Makmur yang hendak minum tapi gelasnya malah kena mata, Timbul yang meleng sampai menabrak pagar, dukun yang duduknya melorot terus dan menerima tongkat dalam keadaan terbalik, dan masih banyak kekonyolan lainnya.

Ada juga beberapa adegan horor yang muncul pada film Srimulat: Hil Yang Mustahal ini, maklum Srimulat sendiri memang sering menampilkan cerita horor pada lawakan panggung yang mereka bawakan.

Meskipun saya menilai film ini mampu menggambarkan perjalanan Srimulat dengan apik, tapi ya ada juga sedikit kekurangannya menurut saya.

Tunjeppoin saja, misalnya saat menggambarkan suasana kota Jakarta, terlihat yang ditayangkan adalah sebuah clip video kuno. Dugaan saya, ada keterbatasan biaya, sehingga hanya beberapa tempat di Solo yang bisa ditayangkan dengan gambaran “masa kini” di film.

Penggambaran Presiden juga terlalu tua untuk tahun 1980an. Tahun segitu, beliau harusnya tampak lebih muda. Orangnya juga digambarkan terlalu serius, padahal faktanya, beliau itu kan dijuluki the Smiling General.

Pemeran para anggota Srimulat cukup pas, kecuali pemeran Timbul yang menurut saya terlalu perlente, kurang bisa menggambarkan kocaknya Timbul.

Penutup

Film Srimulat: Hil Yang Mustahal menurut saya benar-benar bisa memberi gambaran tentang perjalanan Srimulat, meskipun durasinya hanya 1 jam 50 menit. Namun jangan khawatir, ini masih babak pertama, jadi masih bakal ada film lanjutannya.

Selain bisa menambah wawasan kita tentang dunia lawak, khususnya grup Srimulat, film ini juga menghibur. Ada lucunya, ada sedihnya, ada sedikit horornya, dan semua diramu dengan pas.

Follow me on social media:

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *