Pakai Bahasa Baku, atau … ?
Barusan jalan-jalan ke blognya Priyadi, dan posting terbarunya adalah tentang KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi Internet. Saya tidak akan mempermasalahkan mengenai “kamus online” tersebut, Mas Pri sudah membahasnya. Yang hendak saya angkat di sini justru penggunaan kata baku Bahasa Endonesa Indonesia dalam tulisan-tulisan bertema TI.
Sekitar tahun 2005/2006 (saya tidak ingat persisnya), untuk lebih memasyarakatkan TI di Indonesia, istilah-istilah TI dalam Bahasa Inggris atau asing lainnya diterjemahkan ke dalam Bahasa Endonesa Indonesia. Penerjemahan tersebut diprakarsai oleh Pusat Bahasa, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur, Indonesia. Hasil terjemahan istilah-istilah tersebut dapat diperoleh di sini.
Sayang seribu sayang, istilah-istilah TI tersebut tidak berhasil populer di masyarakat. Barangkali upaya sosialisasi yang dilakukan termasuk kurang gencar tetapi yang paling utama adalah usaha tersebut sudah terlambat. Coba pikir, sudah berapa lama istilah TI dalam bahasa asing mendarah daging di pelaku-pelaku TI Indonesia? Mengubah kebiasaan yang sudah mendarah daging tentunya sangat sulit bukan?
Akibatnya, penggunaan istilah TI dalam Bahasa Endonesa Indonesia justru asing di negeri sendiri, bahkan menjadi bahan tertawaan. Berikut beberapa contohnya:
- cordless mouse — tetikus nirtali
- link — taut
- digital circuit — kalang digital
- debug — awakutu
- restart — anjak
Mengingat alasan di atas, daripada buku saya jadi bahan tertawaan, saya memilih bertahan untuk menggunakan istilah-istilah TI dalam bahasa aselinya pada proses penulisan buku-buku saya.
Nah, harapan saya, dengan adanya kamus KBBI Daring tersebut, makin banyak orang yang terbantu untuk mencari arti dari istilah-istilah aneh yang dijumpainya dan mengerti bahwa istilah tersebut sebenarnya adalah bahasa baku dalam Bahasa Endonesa Indonesia.
Lha..iya ta Pak?!
Pake bahasa itu kan biar dimengerti…
Eee…pake istilah TI dalam Bahasa Indonesia kok malah jadi kayak pake bahasa entah-berantah…gak mudheng karepe…bingung,rancu,gak dhong!
Aku mendingan pake bahasa aselinya aza…
Terlepas siapa yang salah, tapi paling tidak aku sudah memudahkan orang yang tak ajak ngomong dalam memahami bahasa yang tak pakek..
Betul..apa betul?! (kayak pertanyaan guru2 SDku dhulu kalo lagi nerangin pelajaran 😀 hehehehe…)
#1
Betul deh, daripada disalahin :p
blogwalking.. (gara2 ditinggal di rumah ndiri -__-)
wah masalah bahasa bku ya pa…
masih ada pak ..
prototype : purwarupa
link : pranala
wah iya toh ya,
de= awa bug = kutu
hahaha..
#3
Nah tuh kan, Anda ketawa 😀
orang masuk sini pasti ketawa ya..
nir = less
@ neorhazes
kalau debug disini.. kayaknya dari kata a dan wakutu
de = a
bug = wakutu
mungkin ini juga untuk membedakan makna kutu yang sebenarnya dan ‘wakutu’ dalam istilah IT
pendekatan istilah model ini mungkin sama seperti penggunaan istlah ‘amoral’, ‘asusila’, dlsb
Tapi.. unik juga kok pakai istilah2 yang Bahasa Indonesia. Dulu waktu Tugas Akhir istilah yang aku pakai dah sebagian besar pakai istilah bahasa indonesia-nya.. ternyata malah berhasil membuat dosen-nya membaca serius (soalnya dosenya jadi mikir dulu dengan kata yang dia temui 😀 ) laporan yang aku buat.. nggak hanya asal baca dan coret sana-sini nggak nyambung 😀
#6
Wah, trims infonya, saya juga mengira dipisah awa-kutu, bukan a-wakutu
usaha lebih keras nee