Mamih Bohong

Lokasi: Sebuah Taman Kanak-Kanak.

Waktu: pagi hari, sebelum masuk sekolah.

***

Anak TK: Mamih, aku ndak mau sekolah. Tatut.

Mamih: Kamu harus mau sekolah, biar pinter.

Anak TK: Tapi mamih tungguin ya …

Mamih: Iya … ya … mamih tunggu kamu di luar.

Anak TK: Benel lho mam.

***

Bel berdering, anak-anak masuk ke dalam kelas. Si mamih memandangi anak hingga masuk kelas, demikian pula si anak yang terus memandangi mamihnya hingga dia masuk kelas. Tidak berapa lama kemudian si mamih pergi meninggalkan sekolah. Si mamih baru datang kembali menjelang si anak pulang.

Menurut Anda, tepat atau tidak sikap si mamih? Saya bilang sih tidak. Si mamih sudah bohong hanya supaya anaknya mau masuk ke kelas. Apa jadinya jika si anak ternyata tahu kalo mamihnya ternyata tidak ada di luar ruang kelasnya? Pasti sakit hatinya. Mamihku yang paling hebat, mamihku yang paling sayang padaku, mamihku yang tiada duanya, ternyata pembohong.

Jangan kira anak-anak gampang dibohongi. Semua itu akan direkam dalam benaknya yang masih polos itu. Akhirnya si anak akan menganggap bahwa bohong adalah hal yang biasa. Tidak heran kalo negara ini banyak tukang bohongnya.

Lebih bijaksana kalo si mamih bilang gini: Nak, kamu harus sekolah. Mamih akan menunggumu hingga masuk kelas, kalau sudah di dalam kelas, ada bu guru, kamu ndak perlu takut. Justru kamu bisa belajar mandiri. Mamih ndak mungkin menunggumu, karena mamih harus bekerja/ada pekerjaan. Jangan kuatir, nanti mamih akan menjemputmu tepat waktu.

Si anak mungkin akan masuk ke kelas dengan berlinang air mata, tapi percayalah, linangan air mata itu tidak sia-sia, karena terbayar oleh rasa percaya dan bangga si anak akan sang mamih, walau mungkin baru bertahun-tahun kemudian dia sadari hal itu.

Follow me on social media:

Similar Posts

26 Comments

  1. setuju pak, ga ada bedanya bohong sama orang dewasa sama anak-anak tetep aja bohong, sejauh ini anak saya bisa menerima penjelasan dari kami (orang tuanya) meski kami harus mengulang-ulang penjelasan dan menerangkannya panjang lebar, tapi ga bohong πŸ˜€

  2. Thanks sudah mengangkat soal ini ! Sangat penting, namun jarang kita sadari.

    Dengan berbohong, maka kita mengajarkan anak-anak untuk menjadi pembohong. Ingat, kelebihan anak-anak adalah kemampuan meniru & belajarnya yang luar biasa.

    Jika justru kita ajari berbohong, akan sulit untuk mengubahnya kelak.

    Sialnya, sekarang banyak sekali orang tua yang meremehkan soal ini. Mereka enak saja berbohong demi kenyamanan mereka sendiri.

    Lalu pembantunya pun juga tidak diawasi – sudah terlalu sering saya melihat pembantu membohongi anak-anak, sekedar supaya pekerjaan mereka beres.

    Tidak saja kita mengajari mereka untuk jadi pembohong, namun juga untuk menjadi seseorang yang egois / fokus ke hal-hal yang menyenangkan dirinya sendirian saja.

    Paling kesal saya kalau melihat orang tua yang memarahi anak2nya yang berbohong – padahal mereka juga berbohong. Halo ?!

    Negara ini terus merangsek ke jurang kehancuran, dengan para orang tua yang tidak becus ini πŸ™

  3. Aku malah pernah sampe kurang ajar ngomong keras sama mertua.
    “Anakku jangan diajari jadi pembohong !”
    Soale udah sering dibilangi dengan lembut tapi tetap dianggap bukan masalah yang penting.

    Aku juga sering disuruh ‘nglimpek’e’ (berangkat ke kantor saat anakku sedang main.)
    Ini juga ga mau aku lakukan, aku pilih pamitan kalo mau pergi ke mana2 meskipun dengan konsekuensi anakku belum mau ditinggal sebelum diajak muter2 dulu, dan hasilnya kadang malah aku ga jadi pergi soale udah kadung telat πŸ˜›

    Ada lagi yang sering dianggap remeh oleh orang tua, yaitu membuat anak belajar menyalahkan orang lain.
    Misalnya kalo anak jatuh, orang tuanya malah bilang kalo temboknya yang nakal, terus temboknya yang dipukul.
    Hasilnya adalah generasi yang selalu berusaha mencari kambing hitam setiap ketemu masalah.

    Itu salah satu alasan aku pilih mendidik anakku sendiri, soale sistem nilai yang dianut emang beda dan aku sendiri ga mungkin memaksakan sistem nilaiku pada orang tua.

  4. untung anak saya tuh ga rewel, mau ditinggal emaknya jg cuek. yg jd masalah itu, anak saya ngga mau duduk di kelas. hla jd kadang emaknya itu nungguin biar bisa mbujuk dia biar mau duduk. *yayaya ini curcol*

  5. kalo sy waktu TK malah bukan hanya sekedar ditungguin di luar, waktu itu yg suka nganter ke sekolah adalah kakek

    kakek ini suka nungguin di dalem kelas, 1 meja sm sayah, karena kalo ga gitu sy bisa nangis hebaaaaat…

    tapi imbasnya, sy gak pernah lupa kejadian ini, selalu sedih ngingetnya … karena sy belum sempat ngasih apa2 ke Kakek …. ketika waktu STM kakek udah meninggal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *