Kritik Untuk OpenOffice Writer
OpenOffice Writer merupakan solusi bagi mereka yang ingin menggunakan perangkat lunak pengolah kata yang legal dan murah karena bisa didapatkan secara bebas. Paling-paling kita hanya dibebani ongkos CD atau koneksi internetnya tanpa harus dipusingkan oleh segala macam tetek bengek lisensi. (ups, maaf, kata "tetek bengek" kena sensor gak ya? )
Namun sebagaimana perangkat lunak open source lainnya, OpenOffice masih terkesan tidak user friendly. Kali ini saya mau menyoroti beberapa fitur autocorrect OpenOffice Writer yang kurang smart.
Yang pertama adalah masalah kapitalisasi huruf di awal kalimat, kita sebut saja fitur capitalized. Fitur capitalized ternyata tidak berlaku untuk awal paragraf kalau di akhir paragraf sebelumnya tidak ada titik. Jadi kalau saya membuat daftar dalam bentuk bullet atau numbering yang setiap itemnya tidak diberi titik, tidak ada fitur capitalized pada baris berikutnya.
Nah, kalau pas fitur capitalized bekerja dengan baik namun justru ingin kita batalkan, pembatalannya juga menjengkelkan. Contohnya adalah saat kita ingin menuliskan fungsi-fungsi pemrograman tertentu yang memang tidak boleh ditulis dengan huruf besar. Kalau nama fungsi tersebut dituliskan sebagai awal kalimat, tentu fitur capitalized akan membuat huruf awal menjadi huruf kapital.
Kalau kita tidak ingin itu terjadi, mestinya cukup dengan dibatalkan dengan undo atau shortcut Ctrl+Z. Masalahnya, kalau di-undo, kursor akan diletakkan pada huruf yang dibatalkan kapitalisasinya dan huruf itu sendiri berada dalam keadaan terseleksi (diblok). Jadi kita harus menggeser kursor kembali ke akhir kata. Celakanya, kalau kita menekan spasi (setiap kata harus dipisahkan dengan spasi, bukan?), kapitalisasi akan dilakukan lagi. Lha apa ndak menjengkelkan itu.
Lalu fitur pengenalan URL. Kalau kita menuliskan suatu URL, maka secara otomatis OpenOffice akan mengubahnya menjadi link. Kalau tidak ingin URL tersebut diubah menjadi link, batalkan saja dengan undo.
Sekarang masalahnya, kalau URL itu terletak di akhir paragraf, lalu kita berganti paragraf dengan menekan Enter, URL akan diubah menjadi link dan kursor akan diletakkan di baris baru. Kalau di-undo kursor akan kembali ke akhir paragraf tadi namun URL tetap menjadi link. Kalau di-undo lagi, link akan hilang dan teks URL akan berada dalam keadaan terseleksi (diblok). Kita terpaksa memindahkan kursor ke akhir paragraf. Kalau dienter lagi untuk ganti baris, tebak apa yang terjadi? URL akan diubah menjadi link lagi (doh).
Dua itu dulu saja deh, setidaknya dua hal itu adalah hal yang paling mengganggu saya kalo bekerja dengan OpenOffice Writer. Semoga ini bisa diperbaiki pada rilis-rilis berikutnya.
Follow me on social media:
bisa loh mas, buat new ticket di openoffice…
ini hasil curhat om Yahya karena mumet ngejar dedlen..?
#1
URL please?
#2
Betoooollll, udah mumet dikejar dedlen, OpenOffice nya ngaco pula
pak,eh..om kpn posting tentang makanan..???
*nunggu mode on*
Mas, nih pake AbiWord..
*nyodorin flashdisk*
udah nyoba OpenOffice 3.0 yang katanya support .docx?
#6
Udah Zam, memang bisa kok buka .docx
sepakat zam. nyoba oo3.0 ajah 😀
udah laporan ke yg buat pak?!?
bukannya 2 fitur yg dianggap menjengkelkan di atas bisa dimatikan ? di Tools > Auto Correct > Option
trus unt kasus url di akhir paragraph, kan tinggal diblok url tadi, trus klik kanan, default formating 🙂
Btw, ini link bug reportingnya
http://qa.openoffice.org/issue_handling/pre_submission.html
Selain itu kalo pakai Tools-Outline Numbering sering ngaco. Udah rapih penomorannya, tiba tiba mau nambah artikel di tengah, lha kok start dari 1 lagi untuk khusus bagian yang ditambahin itu…bingung.
Udah gitu Tools-Outline Numbering berantakan kalo ada Bullet/Number yg lokal
saya suka pake notepad nya microsoft 🙂
Tambahkan LanguageTools kalau ingin ngecek grammar.
#10
Mematikan fitur saya kira bukan solusi karena bagaimanapun tetap dibutuhkan. Cuma mungkin bisa dibuat lebih “smart” lagi.
oprek saja langsung ke source open office-nya….
ngapain nunggu perbaikan dari orang lain kalau sudah punya sumbernya sendiri..katanya kan salah satu keuntungan pakai open source dikasih source code…
Kalau masih nunggu ‘orang lain’ hampir ga ada beda dong yang M$ tuh…kekekek
nah…ini dia…sila dikembangi aja OM OpenOffice-nya…
namun demikian, saya sebenarnya secara pribadi ingin sekali terus memakai openoffice apalagi Writer…tapi itu dia…udah keenakan ma notepad, dan yang lain juga pake notepad atau wordpad…
om.., udah baca balesan email jenengan di milis linux.or.id…?
*nyungsep*
Unt kasus yg ini .. setelah Ctrl-Z waktu mau kembali ke akhir kata pake Ctrl-right_arrow. Karna sebelumnya sudah ada spasi, maka ketika pake Ctrl panah kanan otomatis kita langsung dibawa ke posisi setelah spasi 🙂
Workaround unt kasus URL di akhir paragraf kalo gak pengen mematikan fitur, tambahkan spasi.
Jd waktu kita ketik spasi, ooo bakal detek format url, langsung aja undo, abis itu bisa langsung tekan enter tanpa url berubah format lagi.
Selamat psgi, siang, sore, malam Pak Yahya. Maaf jika komentar saya tidak sesuai dengan tulisan.
Saya mengetahui pak Yahya dari buku2 tulisan pak Yahya yang rata2 mengenai software dan sekitarnya termasuk office. Dan satu lagi dari buku Pak Yahya yang menurut saya merupakan kelebihan dari buku lainnya yaitu buku tulisan Pak Yahya bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti.
Saya yakin pak Yahya sangat produktif menerbitkan buku. Jadi begini Pak Yahya, saya kalau boleh ingin belajar dari Pak Yahya mengenai “bagaimana menerbitkan sebuah buku”.
Saya masih newbie dalam hal menerbitkan buku secara fisik. Namun saya senang menulis e-book mengenai Internet dan Komputer. Saya juga telah mengunjungi beberapa situs sebagai penambah wawasan diantaranya AsianBrain.com dan Belajarmenulisonline.com walaupun saya tidak tahu kebenaran situs tersebut. Jadi saya pikir saya ingin tulisan saya terlindungi oleh hak cipta. Untuk itu saya ingin tahu cara2 bagaimana menerbitkan sebuah buku seperti Pak Yahya, apa langkah langkahnya, apa yang harus saya lakukan, dan mulai dari mana?
Terimakasih sebelumnya. Mohon balasanya ke email saya [email protected]. Terimakasih.
#20
Hal itu pernah saya bahas di sini juga. Coba klik ini: https://yahyakurniawan.net/buku/prosedur-menulis-buku-di-elex-media/
ya udah mudah2an cepet diperbaiki yah 🙂
banyak yang lain juga, tapi saya ndak tahu, mesti gimana saran itu bisa didengar sama developer OpenOffice
Saya baru mulai pake OO Writer mas 🙂
selain seputar numbering, yg lain sptnya sekadar kebiasaan dgn format xml ya pak.. cmiiw
utk baca docx di OO kayaknya dah bs dari dl kan ya (OO 2.0+ versi opensuse).. 🙂
saya yakin pengembang OOo-nya bakal bilang
“It’s not a bug, it’s a feature”â„¢
*kabur*
di-fix kan dunk mas,trus buatin bukunya 😀
saya lagi belajar membiasakan pakai OOo 3. agak canggung sih kebiasaaan sebagai petani bertahun2. 😀
Saya baru membiasakan pakai Open Office…
Iya, kalau yang jadi caps sama link itu, harusnya di Ctrl+Z udah beres, tapi di OO kok ribet ya..