Pengalaman dengan Ubuntu 11.04
Hanya kurang dua hari saja sebelum nomor versinya berubah jadi 11.05, Ubuntu Natty Narwhal akhirnya rilis juga. Setelah 3 hari 3 malam melakukan download ISO (sempat putus dua kali karena Speedy ngadat dan karena cuaca buruk (yang ini sih sengaja saya putus untuk alasan keamanan)) akhirnya saya install juga Ubuntu 11.04 itu, menimpa Ubuntu 10.10 yang sudah ada sebelumnya.
Kenapa kok gak update saja sih?
Saya memang gak suka update, lebih baik fresh install. Lebih banyak yang bisa di-review. Lagipula semua data ada di partisi lain, jadi OS ditimpa gak masalah.
Dan ternyata benar. Banyak yang bisa dibahas, sekalipun ternyata yang dibahas adalah masalah. (doh)
Sama dengan Ubuntu 10.10, installer Ubuntu 11.04 memberikan opsi untuk update bila terkoneksi ke internet. Dan ternyata terkoneksi ke internet selama instalasi itu hanya bikin masalah saja. Bila koneksi ke alamat tujuan bermasalah, installer akan terus-terusan melakukan retry tanpa pernah berhenti. (idiot) Eh ya mungkin berhenti juga siapa tahu, tapi lima menit terus-menerus retry tanpa ada kemajuan sudah cukup buat saya.
Jadi proses instalasi saya ulangi lagi dengan memutus koneksi internet. Berhasil.
Tapi ternyata penderitaan saya belum berakhir. Unity tidak bisa jalan, harus masuk ke Ubuntu classic yang tidak lain adalah Gnome. Ini pasti masalah driver VGA nih. (evilsmirk) Baiklaaah, saya update ke nvidia-glx 185. Dan …. Unity muncul! Tapi tidak bisa diapa-apakan. (doh) Masuk ke terminal juga sama saja karena tampilan hancur lebur.
Jadilah saya install lagi untuk ketiga kalinya. Kali ini driver nvidianya cuma pake yang versi 173. It works. Ubuntu 11.04 ku jalan dengan sempurna. (yahoo)
Seluruhnya? Tidak! Ada sebuah desa kecil yang … eh itu Asterix. (idiot) Ada satu lagi gangguan kecil. Ubuntuku masih bisu. Selidik punya selidik, ternyata kanal headphone di-mute. Lha aneh lagi ini, wong saya pake speaker aktif, bukan headphone. Tapi ya sudahlah, yang penting sudah bisa nyalain musik.
Soal Unity nya, hmmmm … yaaa gitu deh. Saya kurang suka, ribet. Mana kurang oprekable lagi. Ternyata untuk ngoprek Unity mesti install peranti terpisah. Huh! (annoyed) Yang perlu diinstall adalah CompizConfig Manager. Caranya:
$ sudo apt-get install compizconfig-settings-manager
Walaupun setelah menginstall CompizConfig itu juga tidak terlalu tahu apa yang mesti dilakukan. (blush)
Yach, setidaknya kalau Anda membaca ini jadi tahu apa yang mesti dipersiapkan kalau hendak menginstall Ubuntu 11.04.
Follow me on social media:
sampai sekarang saya belum berniat upgrade lucid. sekalian nunggu edisi LTS selanjutnya aja 😀
sudah coba unity 2dnya pak?
Yang 2D belum 😀
ampe sekarang aku juga benci unity, kembaliin ubuntuku kek dulu lagi deh, ga pake unity (idiot) (taser)
Install Gnome saja, beres khan? (hassle)
Pakai speedy kok lama amat om downloadnya? Saya aja pakai Axis broadband perlu waktu sekitar 7 jam untuk donwload iso Natty.
Soal unity, saya juga belum terbiasa. Tapi kalau melihat2 tulisan tentang unity kok katanya bagus ya? Sekarang ini sudah hampir seminggu mencoba Natty dan mencoba membiasakan dengan unity.
Anu, itu tidak jalan terus menerus loh, pake berhenti segala dan berhentinya juga lama 😀
Soalnya saya tidak pakai yang full unlimited, mahal
makasi pak, saya mau mencoba ubuntu buat mengganti windows saya.
Kalau Windowsnya Original, mending di-dualboot saja, sayang Windowsnya
punya saya baik2 aja tuh, ngga ada masalah kek begini (yahoo) eniwei, saya tetep lebih suka TeaLinuxOS besutan temen2 DOSCOM. Soalnya emang udah mencukupi kegiatan coding saya… (rofl)
Yach, itulah kelemahan Linux sampai sekarang. Kalau ada update baru, sering sekali ada masalah dengan hardware tertentu. Beruntunglah yang kebetulan gak pake hardware itu.
gan… klu boleh nanya apa ubuntu 11.04 sudah support modem internal yak??
bertahun-tahun pake ubuntu belum ketemu neh.. cara pasang modem internal…
kebanyakan pake usb… sayang gan aku pake prolink uw2 modem_na gak jalan…
makasih yakk klu direspon…
Soal modem internal, coba cari info di sini: http://linmodems.org/
aku ndak pernah make ubuntu e pak…. 🙁
I stick with Ubuntu 10.04 LTS, sebelum pindahan ke Debian mungkin…
jika ingin merubah tampilan unity menjadi ubuntu classic ( seperti 10.04 )
monggo cek this link
http://last-memorie.blogspot.com/2011/05/merubah-tampilan-ubuntu-unity-menjadi.html
admin keep blogging 😀