Layar Lebar Bikin Berani Memimpikan Yang Besar

Sesuatu yang lebar, tentu bisa muat banyak. Layar monitor komputer PC, baik desktop maupun laptop, bakal lebih nyaman digunakan untuk bekerja jika berukuran lebar, dan karenanya pengguna bakal berani memimpikan untuk menghasilkan sesuatu yang besar dengan PC tersebut.

Ternyata, soal layar PC yang lebar ini, ada dongeng menarik yang bisa diceritakan, soal sejarah PC, soal garis waktu sejarah yang berulang lagi.

Sebenarnya saya ingin memulai artikel ini dengan ungkapan “size doesn’t matter”, tapi saya khawatir bakal menimbulkan imajinasi yang tidak-tidak, jadi saya urungkan niat saya. Saya akan ganti pembahasannya dengan sejarah perangkat komputer saja.

Saya juga tidak akan “menarik” garis waktu sejarah terlalu jauh ke belakang, karena nanti bakal sampai ke pembahasan swipoa segala. Yach kira-kira bahasnya mulai revolusi industri 2.0, ketika listrik dan alat elektronik mulai ditemukan.

Jadi dulu pada awalnya, alat-alat elektronik seperti komputer membutuhkan sebuah tabung hampa udara sebagai salah satu komponennya. Ukuran tabung hampa udara itu cukup besar sehingga ketika dirangkai menjadi sebuah komputer, hasilnya adalah sebuah komputer yang berukuran sangat besar.

Bayangkan, sebuah tabung hampa udara bisa berukuran sebesar lampu LED 45 watt, itupun tergolong kecil, masih ada yang lebih besar lagi.

Salah satu komputer generasi pertama membutuhkan ruangan seluas 15×9 meter untuk bisa menampungnya. Itu berarti ruang seluas 135 meter persegi. Rumah tinggal zaman sekarang saja ada -bahkan banyak- yang jauh lebih kecil daripada itu.

Komputer yang diberi nama ENIAC tersebut memiliki 17.000 tabung hampa udara dan saat beroperasi menghasilkan panas yang mencapai 174 kilowatt. Bayangkan, dengan energi panas yang dihasilkan tersebut, kita bisa memberi daya pada sekitar 600 rice cooker, dan setiap rice cooker bisa menanak nasi untuk 5 orang. Jadi total 3000 orang bisa makan nasi hasil masakan rice tersebut.

Betapa tidak nyamannya bekerja dengan ENIAC. Sudah berukuran besar, panas pula. Orang lalu memimpikan komputer yang lebih kecil, supaya lebih mudah dan nyaman untuk dioperasikan.

Transistor, Pengubah Segalanya

Pada tahun 1947, 3 orang peneliti bernama William Shockley, John Bardeen, dan Walter Brattain menemukan transistor, sebuah komponen elektronik yang memiliki fungsi sama dengan tabung hampa udara tapi memiliki ukuran yang jauh lebih kecil, serta tidak membutuhkan energi panas. Inilah awal dari akhir tabung hampa udara.

Ukuran transistor pertama yang dibuat kira-kira sebesar uang koin saja. Sebuah tabung hampa udara tentunya bisa dijejali ratusan, bahkan mungkin ribuan transistor.

Tak butuh waktu lama, berbagai peralatan elektronik mulai menggunakan transistor dan meningkatkan secara drastis efisiensi rancangannya. Yang paling nampak nyata tentu dari ukurannya, sehingga perangkat elektronik yang dihasilkan bisa berukuran jauh lebih kecil.

Komputer yang menggunakan transistor mulai populer pada akhir dekade 1950an. Ukuran komputer ini masih cukup besar, sebesar sebuah lemari, tapi tentu sudah jauh lebih kecil dibandingkan ENIAC.

Pada dekade 1960an, mulai ditemukan IC (Integrated Circuit). Mudahnya, IC adalah gabungan dari beberapa buah transistor. Dengan menggunakan IC, komputer mulai mengecil lagi ukurannya. Kali ini, sebuah komputer bisa diletakkan di atas sebuah meja.

Era Microprosesor

Impian manusia untuk membuat komputer yang semakin kecil ukurannya makin mendekati kenyataan ketika ditemukan microprosesor.

Pada dasarnya, microprosesor adalah sebuah chip yang berisi ratusan bahkan ribuan transistor. Mikroprosesor ini akhirnya memungkinkan komputer hadir bukan hanya semakin kecil, tetapi juga menjadi sebuah benda personal.

Pada tahun 1971, Intel memperkenalkan chip Intel 4004, sebuah chip yang bisa melakukan pemrosesan terhadap banyak tugas. Sebelumnya, sebuah IC hanya bisa mengerjakan satu tugas saja secara spesifik.

Dekade 1980an menjadi saksi hadirnya komputer ke rumah-rumah. Ya, saat itu PC (Personal Computer) mulai dijual untuk umum.

Kehadiran PC di rumah-rumah belum memuaskan manusia. Mereka terus berinovasi agar PC ini bisa dibawa ke mana-mana, seturut dengan aktivitas mereka yang semakin mobile.

Laptop Pertama

Perangkat mobile pertama masih belum bisa disebut laptop, tapi setidaknya dengan perangkat mobile ini, seseorang sudah bisa membawa pekerjaannya ke tempat lain, tidak melulu di kantor atau rumah sendiri.

Perangkat mobile pertama memiliki body yang relatif besar jika dibandingkan dengan laptop zaman sekarang tapi monitornya sangat kecil, hanya 5 inci saja.

Kembali orang-orang memimpikan supaya PC yang bisa mobile ini kelak memiliki layar yang besar tapi dengan body yang memudahkan untuk dibawa-bawa.

Akhir dekade 1980an hingga dekade 1990an merupakan masa-masa perkembangan laptop yang menjadi cikal-bakal laptop masa kini.

Saat itu, laptop bentuknya sudah seperti sekarang ini, penutup bagian atas ketika dibuka berisi layar monitor dan bagian bawahnya berisi keyboard. Kebanyakan ukuran layar laptop saat itu adalah 10 inci tetapi dengan bingkai yang sangat lebar, sehingga setara dengan laptop 13 atau 14 inci masa kini.

Prosesor Makin Kecil, Monitor Makin Besar

Impian gila manusia akan prosesor yang berukuran semakin kecil seolah didukung oleh semesta karena faktanya ukuran prosesor terus semakin kecil. Ukuran fisiknya memang seolah hanya berkurang sedikit, tetapi jumlah “transistor” di dalamnya semakin banyak.

Prosesor-prosesor generasi terkini mampu menampung hingga miliaran transistor, bukan sekadar juta lagi.

Bisa dibayangkan kalau transistor tersebut masih berbentuk tabung hampa udara, kira-kira segede apa ukuran sebuah hape?

Berbanding terbalik dengan itu, ukuran monitor sebuah laptop semakin besar saja. Jika pada dekade 1990an ukuran layar laptop yang lazim adalah 10 inci, pada tahun 2000an layar laptop yang lazim adalah 14 inci.

Namun saat itu laptop berukuran 14 inci memiliki bobot yang berat, di atas 2 kg, bahkan mungkin 3 kg. Masih relatif kurang nyaman jika dibawa-bawa.

Eranya Netbook

Dengan makin kecilnya ukuran prosesor dan komponen-komponen elektronika lainnya, terobosan baru lagi berhasil dicapai para produsen PC, yaitu sebuah laptop super kecil yang digolongkan dengan nama netbook.

Adalah ASUS yang menjadi pelopor netbook dengan produknya Eee PC. Netbook ini memiliki layar 7 inci dan bobot hanya 0,9 kg saja, kurang daripada 1 kg. Keyboard-nya berukuran 85% dari keyboard normal.

Netbook ini seperti memutar kembali garis waktu sejarah karena menghadirkan laptop yang ukurannya segitu-segitu lagi. Namun tentu saja netbook memiliki performa yang jauh lebih baik dibandingkan laptop kuno dan yang jelas, bobotnya jauh lebih ringan karena bisa ditekan hingga kurang daripada 1 kg.

Tujuan sebenarnya dari netbook ini adalah memberikan kemudahan bagi mereka yang mobilitasnya tinggi.

Hanya saja, semakin populer netbook, ternyata semakin ketahuan jika laptop mini ini tidak nyaman digunakan. Ukuran kecilnya yang digadang-gadang memberikan kemudahan bagi mereka yang mobilitasnya tinggi ternyata menjadi senjata makan tuan, karena justru ukuran kecil itulah yang membuat netbook tidak nyaman digunakan untuk bekerja.

Besar Itu Indah

Banyak orang sepertinya termakan oleh ungkapan tua yang berbunyi kecil itu indah. Jika diterapkan pada ukuran transistor, ya itu memang benar. Jutaan transistor yang muat ke dalam sekeping prosesor memberikan hasil yang indah karena kini produk komputer benar-benar memiliki performa yang sangat hebat berkat kecilnya ukuran transistor yang mencapai ukuran nanometer tersebut.

Namun ketika diterapkan pada ukuran layar dan keyboard, ungkapan kecil itu indah kudu dicoret. Kali ini, besar itu indah nampak lebih masuk akal. Mengapa begitu?

Bekerja dengan layar lebih besar jelas lebih nyaman karena mata tak cepat lelah. Mengetik dengan keyboard berukuran standar jelas lebih nyaman karena tangan dan jari tak cepat lelah.

Masalahnya, mungkinkan ukuran besar itu dicapai tanpa mengorbankan mobilitas? Bukankah besar identik dengan berat?

Nah, itulah paradoks yang terjadi saat membahas PC. Ukuran transistor yang semakin kecil saja ternyata memberikan ruang bagi monitor dan body laptop secara keseluruhan untuk membesar. Kini, orang-orang semakin berani memimpikan laptop yang besar, demi mencapai kenyamanan saat digunakan untuk bekerja, tanpa mengorbankan kenyamanan secara keseluruhan.

Trend Komputer Masa Kini, Besar nan Efisien

Jika garis waktu sejarah transistor terus menggelinding maju, menuju ke ukuran yang semakin kecil, maka sejarah ukuran laptop boleh dibilang selalu berulang. Ada masanya monitor laptop itu kecil, lalu membesar, lalu trend mengecil lagi, dan belakangan sejarah kembali berulang, trend layar monitor laptop mulai membesar lagi.

Fokus dari ukuran laptop yang makin besar adalah kenyamanan kerja, tapi sekarang bertambah satu hal lagi, kekayaan kerja. Laptop masa kini tak hanya berguna untuk spreadsheet atau word processor saja, tapi juga desain grafis dan game.

Jadi layar besar dan lebar itu memang sudah selayaknya, supaya berbagai pekerjaan bisa dikerjakan pada laptop, dan dengan itu kita berani bermimpi untuk menghasilkan suatu master piece.

Ukuran besar ini juga tak lagi menjadi masalah karena laptop masa kini meskipun besar tapi efisien, ringkas dan relatif ringan.

Trend memang menunjukkan, ukuran layar laptop favorit kini mulai mengarah ke bentang layar 15 inci, menggantikan layar 14 inci.

Salah satu desain ekstrim yang menjadi pembeda adalah bingkai layar yang begitu tipis, sehingga ukuran laptop keseluruhan seolah turun 1 hingga 2 inci.

ASUS VivoBook 15 A516, Calon Bintang Laptop 15 Inci

Supaya ada sesuatu yang nyata yang bisa dibayangkan, mari kita bahas ASUS VivoBook 15 A516, laptop yang bakal menjadi bintang di segmen laptop 15 inci. ASUS VivoBook 15 A516 merupakan laptop entry level dengan rentang harga yang cukup lebar, karena memiliki banyak varian.

Otomatis, VivoBook A516 ini bakal memenuhi kebutuhan berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, pekerja kantor, pemilik toko online, bahkan ibu rumah tangga.

Sebagai calon bintang laptop pada segmen 15 inci, VivoBook A516 jelas tampil beda.

ASUS VivoBook 15 A516

Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.

Nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel, dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program dan data Anda.

Laptop dengan prosesor Intel® Core™ 10th Gen series ke atas didesain untuk performa dan mobilitas. Dengan efisiensi yang tinggi serta dimensi thin and light, laptop menawarkan peningkatan performa dan produktivitas untuk penggunanya. Konektivitas WiFi generasi terbaru juga memungkinkan transfer data 3x lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.

Dengan berbagai fitur tersebut, ASUS VivoBook 15 A516 ini sangat cocok digunakan sebagai perangkat kerja, khususnya di tengah pandemi ini. Pengguna tak perlu banyak keluar rumah, cukup di rumah saja karena kebutuhan kerjanya telah tercukupi.

ASUS VivoBook 15 A516

Sayapun sangat mendambakan sebuah laptop berukuran layar lebar seperti VivoBook A516 ini sebagai sidekick bagi PC desktop saya. Kerja saya memang lebih banyak di rumah, sehingga PC desktop lebih cocok buat saya.

Namun tanpa sebuah laptop, bagaimanapun tetap ada yang kurang. Sebagai YouTuber yang banyak merekam layar dalam membuat tutorial, adanya PC kedua sungguh sangat meringankan beban kerja.

Laptop memberi saya opsi layar kedua, saat saya sedang membuat tutorial dengan merekam layar desktop, laptop bisa menampilkan teks narasi yang akan saya baca.

Bahkan bukan cuma menampilkan teks narasi, tapi suara narasi itu bisa saya rekam melalui laptop, dan diolah melalui aplikasi khusus, supaya hasilnya lebih bagus.

Laptop juga bisa memberi saya opsi bekerja dari ruang lain, misalnya saat cuaca sedang gerah dan saya ingin bekerja dari ruangan ber-AC yang kebetulan berbeda dari ruang kerja saya.

Layarnya yang 15 inci tentu ideal untuk mendampingi PC desktop saya yang menggunakan layar monitor 24 inci.

ASUS VivoBook 15 A516

Bagi saya, laptop VivoBook A516 ini tak cuma memberikan layar yang lebar, tapi juga spesifikasi yang bakal mendukung impian besar saya, menjadi YouTuber terkenal.

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS – 15 Inch Modern PC. Bigger Dream, Wider Screen Writing Competition bersama dewirieka.com

Follow me on social media:

Similar Posts

21 Comments

  1. baru sadar kalo PC jaman dulu boros tempat, padahal space dikit.
    tapi sebanding lah, kan data yang diolah juga baru berupa teks.

    1. Ya memang sih, tapi walaupun cuma teks, lama runningnya bisa ngalahin render video zaman sekarang 🤣

    1. Wkwkwk berapa memangnya? Saya belum lahir ketika komputer pertama yang segede gaban itu tercipta

  2. Perkembangan teknologi membuat apa yang dulu berat dan besar, sekarang sudah bisa menjadi ringan dan ringkas. Om termasuk generasi Baby Boomers yang menurut saya sangat bahagia karena merasakan transisi teknologi dulu sampai sekarang. Dan jika dulu laptop berukuran 15 inch itu sudah sangat terasa besar dan berat, maka untuk saat sekarang ini ASUS telah membuatnya menjadi lebih kecil dan ringan.

    1. Rentang harganya 5,3 jt sampai 11 jutaan, tergantung spesifikasi.
      Yang 5 jutaan itu pakai Celeron, yang 11 jutaan pakai Core i5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *