Pengalaman Test Drive Pajero Sport Dakar 4×2
Ceritanya PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor selaku ATPM Mitsubishi sedang mengadakan program test drive untuk Outlander Sport Limited Edition. Sebagai penggemar otomotif tentu saya mendaftar. Lumayanlah bisa ngerasain mobil keren. (evil_grin)
Setelah mendaftar, saya dihubungi dealer Mitsubishi Yogyakarta dan disepakati test drive akan dilakukan keesokan harinya.
Sik sebentar tho, ini Outlander atau Pajero sih yang diomongin? Ya ya, saya tau, beda antara judul dan paragraf pertama tadi. (upss)
Jadi gini …
Setelah janjian tadi disepakati, sekitar dua jam kemudian bel rumah saya berdering. Siapa nih, jarang-jarang ada tamu siang-siang gini. Ternyata tiga orang cowo berbadan kekar datang ke rumah. Waduh, siapa nih … mau ngapain nih … Lalu salah seorang di antaranya angkat bicara: Pak, kami dari Mitsubishi, Pajero yang mau di test drive sudah siap pak.
Hah? (mikir)
Perasaan yang mau di test drive Outlander kok yang datang Pajero. Dan datangnya terlalu cepat pula. Tapi yasudahlah, sebelum mereka berubah pikiran, sambar saja tawaran test drive ini. (hassle) Inilah kesan saya tentang Pajero Sport Dakar 4×2 “korban” test drive saya.
Exterior
Unit TD (test drive) yang saya pakai warnanya silver. Cukup gagah. Mobil SUV memang keren kalo hitam atau silver. Menurut saya sih. (blush) Bannya berukuran 265/65/17, merk Bridgestone.
Wow, biasanya pake mobil mungil, apa bisa pake mobil segede ini? (malu)
Maaf ndak bisa cerita lebih detail, saya gak sabar dan segera masuk ke dalam kabin.
Interior
Ane gak sempat mencoba menyalakan mesin wong sudah dinyalakan. Ya udah, langsung naik saja, duduk di kursi pengemudi. Ternyata setelah duduk di dalam, sama sekali gak terasa kesan mobil besar. Posisi duduk tinggi sehingga pandangan ke depan terasa sangat luas. Jok juga terasa “penuh” memegang tubuh.
Peredaman cukup baik. Meski pake diesel, tak terdengar suara mesinnya, mirip iklan Panther jadul (upss)
Material interior bagus, jok kulit, dashboard plastik tapi kualitas bagus, dan ada motif kayu di beberapa tempat.
Sayang setirnya keras, sama kek Mirage saya, gak pake busa empuk. (annoyed)
Speedometer-nya sporty, persis Mirage saya. Sayang MID-nya kurang jelas. Apa karena saya harusnya sudah kudu pake kacamata baca ya? *eh (tampar)
Sayang tempat penyimpanan barang di konsol tengah kurang begitu memadai. Untunglah tempat botol di pintu ada.
Tombol power window diperlengkapi tombol untuk lock windows, sayang gak ada tombol central lock, persis Mirage. Padahal saya berharap lebih, mestinya mobil yang jauh lebih mahal ada dong. (mumet)
Mohon maaf saya gak sempat mainan AC dan HU-nya. Namun audionya relatif bagus di kuping saya. Sudah ada teeternya pula 😀 Kontrol audio juga sudah ada di setir. (dance)
Oh iyaaa, saya lupa. Mobil ini sudah ada sunroofnya loh.
Pengalaman Mengemudi
Transmisi matic Pajero Sport Dakar ini menggunakan Tiptronik yang jelas sedikit beda sama CVT Mirage. Setelah tanya-tanya sedikit tentang cara pengoperasiannya, langsung masukkan posisi ke D dan injak gas. Wuih, torsinya mantafff.
Nah, pas belok untuk pertama kali …. wadudududu, setirnya beraaaaat kek gak pake Power Steering. Penyebabnya mungkin karena ban besar dan pake hidrolik, padahal saya sudah terbiasa dimanjakan EPS Mirage yang ringan banget.
Untuk kondisi lalin yg padat cukup nyaman. Cuma saya mesti membiasakan diri pake remnya karena seperti terasa nyelonong. Jadi benar ya, kalo ABS itu memang tidak sepakem rem non-ABS?
Ketika ada kesempatan untuk menaikkan kecepatan, kick down! Yak, responsif. Lebih responsif daripada Mirage saya.
Mobil ini stabil banget dikendarai. Sayang saya nggak bisa mengembangkan kecepatan tinggi, mentok di 80 km/jam. Tapi cukup untuk merasakan kestabilannya. Pas masuk jalan keriting juga relatif tak terasa. Suspensinya empuk. Pas menikung juga relatif stabil meski saya gak berani kenceng nikungnya, maklum bukan driver handal.
Sempat mencoba semi manualnya pake tuas yang di setir. Wow, seperti main game saja, hihihi. Kalo pindah gigi, terasa ada sedikit hentakan namun masih bisa ditoleransi. Cuma males lama-lama pake semi manualnya, udah biasa dimanjakan pake full matik sih.
Kesimpulan
Agak sulit memberikan kesimpulan karena waktu TD yg relatif pendek. Namun saya pikir mobil ini pasti nyaman banget dipake keluar kota, asal gak banyak belokan saja, power steeringnya itu loh …
Follow me on social media:
sayang aku gak bisa nyetir hihihi tapi keknya harus latihan nih hap hap hap
Ayo Dut, segera belajar nyetir (gym)
wah topiknya masih soal mobil gede, bikin penuh jalan ae om hehe
Tapi khan mobil ini jarang juga bersliweran di jalan :p
Wahh.. kalo ada test drive Outlander seharian aku mauu deh hahaha
DM meluncur, info test drive Outlander 😀
wah aku juga mau test drive. tapi di jalan tol dong biar bisa ngebut. :))
Ya nego saja sama body guardnya (evilsmirk)
Jadi kangen nyetir 🙁
Sayangnya di Jakarta mending disetirin daripada nyetir sendiri.
Ini blogpost berbayar Pajero? #yakali
Senasib sama Didut. Aku bisa nyetir bombom car
It’s appropriate time to make some plans for the future
and it’s time to be happy. I have read this post and if I could I
desire to suggest you few interesting things or advice.
Maybe you could write next articles referring to this article.
I desire to read even more things about it!
When someone writes an post he/she keeps the image of a user in his/her mind that how a user can know it.
Thus that’s why this paragraph is amazing. Thanks!
Great post. I was checking continuously this blog and I am impressed!
Extremely useful information particularly the last part 🙂 I care for such info a lot.
I was looking for this certain info for a very long time.
Thank you and best of luck.
These usually larger, tougher and whiter than abc
calamari. While fishing for the manufacturer’s weight capacikty
rating.
om itu TestDrive aja gak dibeli tuh pajero sport nya 😀 ? (kapan kapan saya mau nyobain TD Pajero sport 4×4 xixixixi :v )
Wah, belum mampu saya kalo beli, hehe (upss)
Wah keren mobilnya, bagian dashboardnya juga terlihat modern dan oke 😀