Review Nokia 6: Langkah Awal Merebut Kembali Tahta Yang Hilang

Review Nokia 6 – “Nokia sudah mati”, begitu kata banyak orang ketika handset Nokia tak lagi muncul di pasaran, menjelma menjadi Microsoft Lumia.

Meski Lumia sangat identik dengan Nokia, tetap saja merupakan spesies yang berbeda. “Kematian” Nokia ini juga diperparah dengan gagalnya ekosistem Windows Mobile untuk bersaing dengan Android dan iOS.

Banyak yang berandai-andai, jika saja dulu Nokia tidak terlalu “bersahabat” dengan Microsoft dan mau juga memproduksi ponsel berbasis Android, barangkali sekarang Nokia masih berjaya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur dan nasib Nokia sudah tersurat.

Namun bagai Superman yang bangkit lagi (sudah pada nonton Justice League khan? Hehe), Nokia pun bangkit lagi.

Adalah HMD yang kini memegang lisensi untuk memproduksi ponsel Nokia dan seperti harapan banyak orang, Nokia kini menggunakan sistem operasi Android.

Seperti apa Nokia dengan cita rasa Android tersebut?

Di tangan Oom Yahya sekarang ini ada Nokia 6, salah satu produk yang menandai kebangkitan Nokia. Yuk, mari kita kupas seperti apa Nokia 6 itu.

Body

HMD sebagai pemegang lisensi Nokia tahu betul bahwa salah satu yang membuat Nokia era lama bisa begitu sukses adalah pada bodynya yang begitu kuat. Nokia 3310 adalah salah satu contoh ponsel yang “tidak bisa rusak” karena terlindung di dalam kualitas body yang nyaris tanpa cacat.

Review Nokia 6

Nokia 6 pun demikian. Bodynya terasa sangat solid. Digenggam erat-erat tidak menimbulkan kekhawatiran bakal bengkok.

Ya, kalimat barusan agak lebay sih, ponsel apapun juga kalau digenggam erat gak bakalan bengkok, hehe. Cuma untuk menggambarkan betapa solid body Nokia 6.

Cuma ya terus terang saya tidak berani melakukan drop test.

Kesan Lumia masih sedikit tertinggal pada body Nokia 6 ini. Jadi kalau kamu adalah penggemar Lumia, pasti gak bakal merasa asing dengan body Nokia 6.

Pada bagian muka, HMD “mengukir” nama brand Nokia di sisi kanan atas. Layar membentang dengan ukuran 5.5 inci dan memenuhi 70.7% permukaan depan bodynya.

Sensor sidik jari diletakkan melebur dengan tombol Home, kemudian tombol back dan recent yang memiliki back light. Tombol back diletakkan di kiri dan ini sesuai selera saya banget.

Sekeliling body bagian samping diapit oleh sabuk berwarna silver yang membuatnya berkesan elegan.

Tombol power dan volume diletakkan di sisi kanan dan di sisi kiri ada tray SIM. Perhatikan bahwa tray SIM Nokia 6 ini menggunakan model hybrid.

Pada bagian atas ada lubang jack headphone 3.5 mm dan di bagian bawah selain ada port USB, ada lubang speaker di sisi kanan. Desain lubang speaker agak anti mainstream karena berbentuk dua jendela melebar, bukan lubang bulat berjejer.

Di bagian belakang, selain ada tulisan Nokia, terdapat kamera dan lampu flash yang dibuat sedikit menonjol.

 

Sistem Operasi

Seperti telah disebutkan sebelumnya, Nokia 6 menggunakan sistem operasi Android, tepatnya Android 7 (Nougat) dan saat ini telah mendapatkan update hingga versi 7.1.2.

Android yang digunakan oleh Nokia adalah Android “polos” atau yang sering disebut dengan stock ROM, meskipun juga sebenarnya tidak polos-polos amat karena ada satu aplikasi tambahan, yaitu BaBe.

Kamu yang terbiasa menggunakan Android dengan antarmuka bawaan suatu brand barangkali akan sedikit kikuk saat pertama kali menggunakan Android polos ini. Tapi jangan khawatir, tidak dibutuhkan waktu yang lama kok untuk menyesuaikan diri.

Sepanjang ingatan saya, HMD menjanjikan akan memberikan update hingga ke Android 8 alias Oreo pada Nokia 6.

Sedangkan update berkala diberikan dengan rajin. Sepanjang saya memegang Nokia 6, saya mendapatkan 6 kali update.

 

Performa

Nokia 6 memiliki performa yang tidak mengecewakan. Selama saya pegang, saya menjadikannya daily driver dan jujur saya puas.

Dipakai untuk chatting, browsing, upload foto di Instagram, tidak terasa ngelag.

Sensor sidik jari juga sangat sensitif, tanpa pernah protes dan selalu berhasil membuka ponsel.

Saya juga tidak menjumpai rasa panas ketika sedang digunakan.

Supaya lebih “jujur”, berikut akan saya tampilkan hasil tes performa Nokia 6 dengan Antutu. Hasilnya adalah 45100.

Nokia 6 juga sangat enteng digunakan untuk memutar video dan audio.

Untuk audio, Nokia 6 dilengkapi dengan DOLBY surround sound. Suara yang dikeluarkan lumayan bagus tetapi jujur saja tidak sangat istimewa.

 

Baterai

Nokia 6 menggunakan prosesor Snapdragon 430 yang cukup baik manajemen dayanya sehingga baterai sebesar 3000 mAh cukup untuk digunakan seharian.

Selama digunakan, WiFi dan koneksi 4G LTE selalu menyala, saya selalu terkoneksi ke media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.

Pengisian ulang baterai Nokia 6 dari kapasitas baterai sekitar 20an persen hingga penuh membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.

 

Kamera

Sektor ini barangkali yang sedikit mengecewakan. Bukan karena kualitasnya jelek. Kamera Nokia 6 tidak jelek, hanya saja banyak orang memiliki ekspekstasi terlalu tinggi.

Bisa dimaklumi sebenarnya karena produk terakhir Nokia sebelum diakuisisi oleh Microsoft memiliki kamera yang mengagumkan. Jadi banyak orang, termasuk saya, berharap Nokia 6 ini dibekali dengan kamera yang superb juga.

Jadi kalau ingin membeli ponsel dengan kamera yang bisa menghasilkan foto dramatis, misalnya foto dengan efek bokeh, lupakan Nokia 6.

Ini juga terkait erat dengan penggunaan stock ROM Android yang memang tidak menyediakan pengolah foto mumpuni.

Berikut adalah contoh foto-foto yang diambil dengan Nokia 6.

 

Kesimpulan

Dalam usahanya untuk merebut kembali tahta yang hilang, Nokia nampaknya masih menghadapi jalan yang terjal.

Nokia 6 ini adalah ponsel yang bagus dari sisi build quality dan performa. Hanya saja agak disayangkan kurang memiliki “killer feature”, feature yang membuat orang yakin “ya saya akan beli Nokia”.

Tapi jika kamu memang membutuhkan ponsel yang bisa diajak kerja tanpa butuh feature aneh-aneh seperti hasil kamera bokeh, Nokia 6 merupakan opsi yang sangat menarik. Apalagi baterainya tergolong tahan lama.

 

Harga Nokia 6

Nokia 6 dibanderol dengan harga Rp 3.299.000,-

Di beberapa toko online barangkali harganya bisa lebih murah daripada itu.

 

Follow me on social media:

Similar Posts

5 Comments

Leave a Reply to Arif Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *