Hisense Pureshot+: Andal dan Menawan

Akhir November lalu saya kedatangan tamu istimewa lagi, kali ini dia datang dari Negeri Tirai Bambu, Tiongkok. Namanya adalah Hisense Pureshot dan ada embel-embelnya tanda plus di belakangnya.

Bagi Anda yang kurang familiar dengan nama Hisense, barangkali akan lebih “ngeh” bila saya menyebut Andromax. Ya, Hisense sudah sejak beberapa tahun yang lalu bekerja sama dengan Smartfren memproduksi ponsel bernama Andromax. Saya juga sempat melakukan review singkat terhadap salah satu produknya, yaitu Andromax Q.

Nah, sekarang sudah mulai terkuak identitas Hisense. Namun bila Anda mengira produk yang diberi nama Pureshot ini sekelas dengan Andromax, Anda salah. Kelas Hisense Pureshot berada di atas Andromax. Yuk mari kita “bedah” supaya ketahuan seperti apa Hisense Pureshot+ ini.

Pertama-tama, sebelum makin bingung mengapa ada Pureshot saja dan ada Pureshot+, saya jelaskan terlebih dulu bahwa memang ada dua makhluk yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran layar dan kapasitas baterai, selebihnya bisa dikatakan sama. Yang saya pegang ini adalah Hisense Pureshot+.

 

Body Hisense Pureshot+

Saat unboxing, satu hal yang langsung membuat saya terpana adalah bobotnya. Ups, ternyata baterai belum dipasang. Tapi setelah baterai dipasangpun, Pureshot+ tetaplah terasa ringan. Ternyata bobot totalnya hanya 130 g saja. Dibandingkan dengan kompetitornya yang sama-sama berukuran 5.5 inci, Pureshot+ terbilang paling ringan.

Body bagian depan dan belakang Pureshot+ terbuat dari plastik namun dikelilingi oleh nuansa logam berlapis chrome sehingga nampak mewah. Tombol power dan volume terletak pada bagian chrome ini, di sisi kanan (bila layar menghadap ke arah kita).

Hisense Pureshot+

Hisense Pureshot+

Di sisi atas terdapat lubang jack untuk memasukkan headphone dan di sisi bawah ada lubang USB. Yang unik, lubang speaker dibuat berukuran besar-besar dan terletak di sebelah kanan kiri lubang USB.

Hisense Pureshot+

 

Tombol back terletak di sebelah kanan. Buat saya, diperlukan pembiasaan karena semua hape lain yang sedang saya pegang (eh) tombol back-nya ada di kiri. Tapi yang menyenangkan, tiga tombol Android ini ada lampunya.

Hisense Pureshot+

Seperti juga hampir semua ponsel Android lainnya, Hisense Pureshot+ dilengkapi dengan dua kamera, depan dan belakang. Kamera belakang memiliki resolusi 13 Megapixel dan kamera depan 5 Megapixel. Kamera belakang terletak di sudut, bukan di bagian tengah atas. Buat saya ini agak menyusahkan saat hendak memotret karena jari saya sering nongol, tertangkap kamera.

Hisense Pureshot+

Hisense Pureshot+

Layar LCD Hisense Purshot+ telah menggunakan teknologi Gorilla Glass 3 sehingga relatif aman digunakan meski tidak menggunakan anti gores.

Secara umum, body Hisense Pureshot+ memberikan kesan mewah dan bikin pede yang memegangnya. Dari jauh kelihatan seperti memang hape yang jauh lebih mahal, hehe.

 

Jeroan

Sekarang giliran bahas yang tak kasat mata. Hisense Pureshot+ diperkuat dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 415 Octacore 64-bit, dengan RAM 2 GB dan media simpan internal 16 GB. Kalau kurang, micro SD hingga 128 GB siap disematkan.

Sistem operasi yang digunakan adalah Android 5.0.2 Lollipop dengan user interface (tampilan) Vision UI 2.0. Vision UI ini tampil cantik pada layar Hisense Pureshot+ yang memiliki resolusi 1280×720 ini.

Di sisi konektivitas, Hisense Pureshot+ mendukung jaringan 4G LTE. Dan hebatnya, kedua slot kartunya dapat digunakan baik oleh GSM maupun CDMA.

Ukuran kartu yang digunakan adalah mini SIM. Bagi yang kartunya sudah terlanjur dipotong menjadi micro SIM, di dalam kemasan Hisense Pureshot+ disediakan konverter sehingga kartu micro SIM tetap bisa digunakan.

 

Kesan Penggunaan

Ketika pertama kali menyalakan ponsel ini, saya terkesan dengan tampilannya yang bening dan visualisasinya yang cantik. Yang sedikit mengganggu, bila digunakan di outdoor siang hari, tingkat terang layar (brightness) kudu dinaikkan. Bila tidak, cahaya yang tampil dari layar LCD akan kalah dengan cahaya matahari. Atau bisa juga diatur agar menggunakan setingan auto untuk brightness-nya. Hanya saja saya selalu memilih menggunakan low brightness daripada auto karena lebih hemat baterai.

Vision UI juga memberikan pengalaman yang unik. Vision UI ini memilih untuk menampilkan semua ikon aplikasi di layar utama (tentu saja dibagi menjadi beberapa halaman bila jumlahnya banyak) dan menghilangkan drawer. Vision UI juga memberikan pilihan tampilan alternatif untuk home screen yang berbentuk kotak-kotak, hampir menyerupai Windows Phone.

Hisense Pureshot+

Meskipun ringan, Hisense Pureshot+ tidak memberikan kesan ringkih. Ponsel ini mantap dipegang dan berkesan kokoh.

Untuk mengaktifkan ponsel dari keadaan sleep, tak perlu harus selalu memencet tombol power karena tersedia fitur double tap to awake sehingga tombol power bisa lebih awet. Sayangnya secara default fitur ini berada dalam keadaan off. Untuk mengaktifkannya, masuklah ke Settings > General Settings > Motions and gestures > Motions > Double tap to awake, lalu aktifkan fitur Double tap to awake. Selain itu tersedia pula gerakan sapuan jari tertentu untuk langsung membangunkan dan mengaktifkan aplikasi tertentu.

Screenshot_2015-12-04-07-51-30

Saat digunakan untuk menjalankan beberapa aplikasi sekaligus, tidak terasa ada lag, padahal RAM-nya hanya 2 GB. Performa yang patut diacungi jempol.

Saat digunakan untuk menelpon, Hisense Pureshot+ akan bergetar bila pihak lawan bicara mengangkat telponnya.

Dengan performa ciamik tersebut, baterai Hisense Pureshot+ ternyata irit karena untuk penggunaan normal sehari-hari yang didominasi browsing, chatting, dan sosial media, mampu bertahan hampir 24 jam. Padahal kapasitasnya hanya 2500 mAh.

 

Kamera

Sejujurnya saya ini bukan ahli di bidang kamera-kameraan. Jadi nanti silakan dinilai sendiri ya hasil foto yang diambil dengan Hisense Pureshot+ ini.

Kameranya dilengkapi dengan berbagai macam fitur pengambilan gambar, disesuaikan dengan kondisi pengambilan gambar yang mungkin ada.

Hisense Pureshot+

Baik kamera depan maupun belakang dilengkapi dengan flash (blitz). Yang belakang menggunakan dual tone LED flash sedangkan yang depan LED flash biasa.

Hisense Pureshot+

Hisense Pureshot+

Hisense Pureshot+

Hisense Pureshot+
Mode HDR

 

Nah, apa yang membuat Hisense Pureshot+ ini layak dibeli? Menurut saya sih performa dan penampakannya yang cantik. Tertarik untuk meminangnya? Siapkan dana sebesar Rp 3.199.000,-. Bila ingin yang lebih murah, bisa memilih Hisense Pureshot tanpa tanda plus dengan harga Rp 2.699.000,-. Hisense Pureshot memiliki layar lebih kecil, yaitu 5 inci dan baterai 2200 mAh.

 

BTW, rupanya ada promo cash back sampai dengan Rp 700.000,- tuh. Menarik bukan?

Hisense Pureshot+

Follow me on social media:

Similar Posts

6 Comments

    1. Sejujurnya saya itu malah belum pernah pegang Zenfone Laser. Kalo cuma lihat spek vs harga, menang Zenfone Laser sih.
      Saya bandingkan dengan Zenfone 2 yang saya pakai, dari sisi performa, Hisense gak kalah meski RAM-nya cuma 2.
      Zenfone itu kalahnya di desain body, kurang berkesan hape mahal, hehehe.
      Cuma entah kenapa ya, saya suka sama Zenfone. 😀

  1. Apa kah double tap to awake nya sensitif saat masuk ke saku celana ???

    Karena Beberapa Smartphone yg ada fitur double tap to awak, kadang Saat di dalam saku bisa terbuka & hal ini berbahaya apa lg jika Smartphone jd Nelpon atau melakukan aktivitas tanpa sepengetahuan kita.

    1. Dibanding dengan beberapa hape lain yg pernah saya review, Hisense Pureshot ini termasuk yg sensitif double tap to awake nya, kemungkinan besar bila dimasukkan saku ya relatif “berbahaya”

Leave a Reply to Slamsr Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *