Perang Tarif Operator? Biarin

Sore itu Mr. Tico Emon datang ke rumah saya.

Halo, Mas“, suaranya yang cempreng itu menggelegar. “Nggak ganti nomor HP? Pake !@#$% lebih murah lho“.

“Gak ah, aku tetap setia pakai %$#@! kok”.

Haha, rupanya dirimu tidak termakan iklan ya, good!“.

“Gini lho Mon*, sekarang coba pikir. Nomer HP saya itu sudah dikenal oleh jutaan orang. Kalo saya ganti nomor, berapa biaya yang harus keluar cuma untuk memberi pengumuman bahwa itu nomer baru saya.

Lalu, berapa lama sih kuatnya baterei sebuah HP? Memang ada sih HP yang kuat diajak ngobrol sampai di atas 8 jam, tapi apakah lawan bicaramu juga punya HP sekuat itu?

Lagipula saya yakin rata-rata HP yang ada di Indonesia paling cuma bisa bertahan 3 jam kerja terus menerus. Itu kalo habis dicharge. Lha kalo dah loyo batereinya? Apa ya harus ngobrol sambil dicharge? Lalu di mana mobilitasnya? Lagipula HP yang dicharge sambil dipake katanya cepat rusak. Ngirit pulsa tapi boros HP, ya sama aja tho?

Trus, mau seirit apapun, toh setiap periode waktu tertentu kau harus beli pulsa lagi. Walaupun pulsamu masih bersisa sekian puluh ribu, tapi di akhir masa aktif, kau tetap harus beli pulsa khan?

Jadi, apakah worth it ganti operator?”

Merasa kalah, Mr. Tico Emon cuma ngedumel gak karuan dan ngeloyor pergi.

===

* maksudnya Mr. Tico Emon, bukan Momon :).

Follow me on social media:

Similar Posts

13 Comments

  1. setuju
    ganti nomor, berarti harus SMS / telp ke temen2 lagi yang berarti keluar biaya lagi
    pinter juga si operator hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *