Kesan Nonton Jurassic World

Ketika film Jurassic World mulai ramai dibicarakan, saya cuma “hmmmm, okay, jadi Jurassic Park ada sekuelnya lagi. Jadi kira-kira ceritanya bakal menceritakan orang tolol mana lagi yang mau datang ke pulau penuh dinosaurus, setelah di beberapa kesempatan sebelumnya banyak yang ke sana dan pada mati?” Tapi kok makin dekat pemutarannya makin rame dibicarakan yak? (unsure)

Rupanya jarak 22 tahun antara Jurassic Park dan Jurassic World membuat sang dinosaurus kembali dirindukan dan tentu saja rentang waktu 22 tahun itu menyediakan banyak sekali lompatan teknologi yang bakal menyajikan efek visual yang jauh lebih keren. Jadi ya wajar kalau produsernya mencoba peruntungan dengan membuat kembali film dinosaurus legendaris itu. Apalagi memang belakangan ini banyak sekali film-film lawas dibikin kembali.

Nah, saya mau cerita kesan saya tentang film Jurassic World ini. Bagi yang belum nonton, silakan berhenti sampai di sini bacanya karena bakal ada spoiler.

Jurassic World
Gambar nyomot dari Wiki Jurassic World https://en.wikipedia.org/wiki/Jurassic_World

Jadi setelah saya nonton, saya baru paham kalo film ini ternyata bukan remake tapi sekuel Jurassic Park yang timeline-nya beda sama sekuelnya yang berjudul The Lost World: Jurassic Park. Pokoknya sekian tahun setelah “dibuang” oleh John Hammond, toh akhirnya taman dino ini buka juga. Lokasinya masih di pulau yang sama tapi bangunan-bangunannya beda sama yang dulu karena puing-puing bangunan lama masih ada.

Seperti halnya taman hiburan yang lain, dari waktu ke waktu pengelolanya selalu menyajikan wahana-wahana baru agar penonton tetap tertarik. Di Jurassic World, “wahana” baru itu hadir dengan makin beranekaragamnya jenis dino yang ditampilkan. Misalnya sekarang ada Mosasaurus, semacam paus/hiu purba yang ganas. Walaupun entah gimana nyamuk yang jadi sumber data DNA dino bisa menggigit si Mosasaurus. Mungkin nyamuk purba bisa menyelam juga. Puncaknya adalah dino baru karangan mereka sendiri yang diberi nama Indominus Rex.

Belajar dari pengalaman yang dulu, sistem keamanan kandang dino diperketat dan diperlengkapi dengan berbagai sensor dan alat canggih. Namun satu hal yang lupa mereka pelajari, yang namanya makhluk hidup, apalagi itu jenis predator, memiliki juga kemampuan “belajar” untuk meloloskan diri. Dan itu jugalah yang terjadi di film ini.

Intinya, film ini bercerita tentang bagaimana menghalangi si Indominus Rex supaya tidak berhasil mencapai area taman yang dihadiri banyak pengunjung. Berbagai cara dikerahkan, termasuk menggunakan Velociraptor yang berhasil dilatih untuk tugas tertentu. Ketika gagal, akhirnya dikerahkanlah sang raja sesungguhnya, T-Rex, untuk menghalau si Indominus.

Di awal film sebenarnya sang pembuat cerita cukup berhasil menyembunyikan si T-Rex ini dengan pesona Mosasaurus dan Indominus. Namun ketika Claire mencoba mendatangkan bala bantuan, saya langsung menduga, pasti si T-Rex ini yang bakal muncul. Dan ternyata benar. B-)

Mungkin karena mau tidak mau membandingkan dengan Jurassic Park, ketegangan di Jurassic World rasanya cupu. Apalagi tidak ada emosi penonton yang direnggut karena tidak ada tokoh utama yang mati dimakan dino. Yang dimakan figuran-figuran doang. Sama penjahatnya tentu saja.

Jadi selain efek visual yang sudah pasti lebih canggih, tidak ada yang spesial dari Jurassic World dibandingkan Jurassic Park. Tapi sebagai hiburan pengisi waktu luang, lumayan banget sih. Sayang juga tokoh utama cewenya kurang cantik menurut saya (hehe, sebagai cowo ya wajar khan memperhatikan tokoh cewe) meskipun sepatu high heels-nya top banget. (upss)

Follow me on social media:

Similar Posts

17 Comments

  1. Lebih kecewa lagi saat melihat bagaimana akhirnya indominus rex mati. Benar benar ending yang memaksa.

    1. Ya barangkali karena ada Jurassic Park, rasanya Jurassic World jadi ada yang kurang 😀

  2. Oot
    Sory om minta tlg ad pertanyaan ane di kasus zf5 tlg dbantu ya om..
    Galau maximal nih..hiks

  3. bikin review film lagi dong ommm , film sekarang banyak yg bagus, kalau bisa sih film Indonesia 🙂

    t :@mrssiallagan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *